SBU-60

58 12 0
                                    

Aku ingin mencintaimu
Sejujurnya dan terbuka
Bukan dalam diam seperti ini
Sementara diluar hanya berpura-pura
-Ferro Algiano














Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.
Buat yang kenal maap yah saya banyak salah.










Tapi ku takut takut jatuh cinta
Takut takut patah hatinya
Takut takut jadi gila karena cinta













Nggak akan ada yang patah hatinya atau jadi gila karena cinta.
Kalo semua orang jatuh cinta pada orang yang benar.
















***

Langit menatap Almira bingung. Sudah dua hari berlalu tapi belum juga ia menentukan keputusan. Di satu sisi, ada organisasi yang memang sudah menjadi tanggung jawabnya dengan Almira untuk dipimpin. Bukan ia tidak percaya pada yang lainnya.  Namun menentukan jabatan bukanlah perkara yang mudah. Jika ia memilih untuk mempertahankan hubungannya dengan Almira maka ia bisa saja menghancurkan organisasi itu? Lagipun, seorang pemimpin tidak seharusnya egois. Ia harus bisa memikirkan anggotanya juga.

Walaupun di sisi lain memang berat untuk mengakhiri hubungan yang bisa disebut terlarang ini.

"Mau langsung pulang?" Hanya itu yang dapat keluar dari mulut Langit. Entah kenapa ia masih belum bisa membahas masalah ini dengan Almira.

Almira menggeleng pelan. "Gue mau ke rumah lo. Pengen ketemu mamah lo lagi boleh kan?" Jawab Almira yang sekaligus bertanya.

"Boleh." Jawab Langit memberikan helmnya. Almira segera memakainya dan menaiki motor Langit. Sama seperti Langit, Almira pun masih dilanda kebingungan. Ia tidak ingin hubungannya ini berakhir. Ia sudah sangat nyaman dengan Langit. Sempat terlintas di benaknya jika ia saja yang turun jabatan. Namun raut wajah Starlla yang menunjukan sangat tidak setuju cukup mengganggunya. Lagi, ia tidak mungkin hanya memikirkan dirinya sendiri untuk mempertahankan hubungannya sementara Starlla harus menggantikannya.

Keduanya sama-sama tengah bermain dengan pikirannya masing-masing. Tidak ada yang membuka obrolan di motor. Hingga sampai di rumah Langit.

***

Siang ini, pulang sekolah, Syahla,Starlla dan Reina sama-sama mampir ke toko aksesoris yang beberapa hari ini baru dibuka. Awalnya mereka ingin mengajak Almira, namun sepertinya Almira harus berdiskusi dengan Langit tentang masalahnya ini. Di sekolah pun tidak lagi heboh atau saling menghujat. Seolah bukan hal yang perlu dibicarakan lagi, berita Almira dan Langit sudah senyap seperti tak terjadi apa-apa. Namun beberapa pihak masih menunggu keputusan. Tentunya kaum hawa yang benar-benar mengidolakan Langit.

"Lo nggak beli apa-apa Syah?" Tanya Reina. Ia memborong berbagai gantungan kunci dengan bentuk kucing dan pensil-pensil lucu berbagai corak. Sementara Starlla masih asyik memandangi lilin aroma sambil sesekali mencoba menghirup wanginya.

"Besok lagi aja. Gue nggak bawa uang lebih." Jawab Syahla jujur. Ia memang sengaja tidak membawa uang lebih karena kepergiannya ke toko tersebut dilakukan dadakan.

"Ooh yaudah pake uang gue dulu aja!" Ucap Reina. Syahla menggeleng cepat.

"Iih nggak papah kali! Mumpung gue lagi bawa uang lebih." Paksa Reina.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang