SBU-80

37 7 2
                                    

Hey gays^o^

Vote ya gais biar semangat aye.

***

Brak!

Tumpukan buku yang jumlahnya 5 buah dengan halaman yang tak berotak itu dilemparnya asal. Ia menghelas nafas kesal. Pikirnya, menjadi agen rahasia sekolah adalah hal mudah yang cukup menantang. Namun malah membuatnya pusing tujuh keliling. Belum lagi amarah Bu Ina yang terus saja meledak-ledak sebab ia masih belum bisa menyelediki kasus yang sempat menggemparkan sekolah.

"Siapa lagi coba? Orang-orang mencurigakan udah kita coba cari tau. Tapi masih aja ga ketauan." Syahla mengeluh kesal. Tentu saja dirinya yang nolep dan sedikit ansos harus dihadapkan dengan tugas seperti itu. Coba saja Reina tidak mengatakan kepada kepala sekolah bahwa Syahla orang yang sangat teliti. Pasti sekarang, Syahla sudah rebahan cantik di rumah.

"Gimana lagi Syah. Mungkin kita harus cari bantuan." Reina menyimpan dagunya pada ujung meja.

"Jangan sampe! Gimana sih lo. Katanya ini misi rahasia." Peringat Syahla. Tapi Reina hanya menatapnya malas. Matanya sayu.

"Kita tanya Starlla aja gimana? Dia kan lumayan teliti." Usul Reina.

"Kalo gitu kenapa ga dari awal aja li bilang kalo temen lo yang teliti itu Starlla? Bukan malah gue?" Syahla masih saja sewot.

"Ga belaniii." Jawab Reina menunjukan aegyo nya. Syahla memutar bola matanya.

"Gue denger anjir." Suara itu mengejutkan keduanya. Ternyata Starlla. Padahal hari sudah malam dan kelas kosong. Kenapa Syahla masih ada disana? Batin Syahla bertanya-tanya.

"Lo ngapain masih disini?" Tanya Syahla.

"Lah lo ngapain disini?" Starlla bertanya balik.

"Yaudahlah, orang Starlla udah denger. Lo mau nggak Star, bantuin kita??" Starlla mendatarkan wajahnya. Menebak jelas isi pikiran Reina.

"Ngapain?"

"Jadi gini, Katanya ada yang nyebarin narkoba di sekolah kita. Terus Bu Ina minta tim agen buat nyelidikin. Cuman belum juga ketemu. Langit juga diminga bantuan, tapi masih susah.  Orang-orang yang dicurigai, malah ga bersalah." Jelas Reina sedikit berbisik.

"Ooh. Terus gue bantu apa?"

"Bantu cari solusi!" Seru Reina bersemangat. Starlla memandang sekitar. "Udah ada tersangka selanjutnya?"

Reina mengangguk. "Kalo Rafif masih dalam penyelidikan gue. Tersangka lain, dipegang sama Langit. Satu lagi yang dicurigai sekolah, Sakti. Dia kan punya geng yang sering nongkrong itu!" Jelas Reina lagi.

"Oh. Gampang." Jawab Starlla. Matanya membidik ke satu titik di pojok kanan kelas.

"Lo mau nggak Mir?" Tanyanya. Syahla dan Reina saling berpandangan bingung.

"Mir? Jangan bilang ada orang lain disini!" Ucap Syahla berjalan menuju pojok kanan kelas yang dituju Starlla tadi.

"Ko gue?" Tanya Almira yang tiba-tiba saja muncul dari balik meja guru.

Syahla terkejut. "Selain kalian, siapa lagi yang ada  disini?" Tanyanya.

"Nggak ada. Cuman kita berdua." Jawab Almira. "Kita habis nonton filem tadi. Terus batre hp si Starlla habis. Jadi ngecas dulu, sambil ngerjain PR." Jawab Almira. Syahla membuang nafas lega.

"Mau nggak?" Starlla melontarkan pertanyaan itu kepada Almira.

"Bentar deh. Kenapa jadi gue?" Ulang Almira.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang