SBU 90

5 5 0
                                    

Bosen ga?
Jangaan yah, soalnya gue sebagai author h pernah bosen buat lanjutin cerita ini 😘

Awokawok, gue 😭
Aneh banget yakkk
Yakkk
Yakkk
Muach muach lafyuuuuuu

***

Sudah seminggu lamanya saling diam begini. Baik Almira, Starlla, Syahla, ataupun Reina sekalipun. Tidak ada yang mencoba membuka pembicaraan, entah itu secara langsung atau bahkan dalam chat grup. Mereka sama-sama gengsi, sama-sama kesal, dan sama-sama perlu mendinginkan kepala masing-masing. Rasanya memang sepi sekali.

Anak-anak kelas yang sebelum-sebelumnya heran, juga tidak pernah berhenti bertanya keadaan mereka, kini perlahan mulai terbiasa dengan keadaan mereka yang cukup aneh. Mereka benar-benar bicara seperlunya saja.

"Tau ngga Meh, perang-perang apa yang dingin?"

"Perang dinginlah!"

"Nah Rohimah pinter!! Pertanyaan kedua, siapa yang sedang perang dingin?"

"Depan gue." Fitri tertawa kencang.

"Seratus buat Rohimah!!!"

"Bisa diem ga? Gue lagi ngapalin!" Tegur Reina. Fitri menutup mulutnya.

"Ya maap. Gue nggak bermaksud ganggu ko!"

"Star, ke kantin kuyy!" Seru Fitri lagi.

"Sama yang lain aja!"

Fitri celingukan. "Syah, anter ke kantin kuy!"

"Gue lagi ngapalin."

"Njir, ngapalin aja semuanya! Lo kan udah pinter Syah. Temenin bentar kee."

"Ogah."

"Syahlaaaa, pliis!"

"Sorry, gue lagi ngapalin. Bisa tenang dikit ga?" Reina kembali bersuara.

"Lo pikir lo doang yang ngapalin? Lagian lo juga, ke kantin aja manja banget minta temenin, kenapa nggak ke Rohimah aja sih?" Ucap Almira. Fitri menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Si Rohimah kan oon. Nanti kalo dia ga ngapalin, nilainya jelek. Kasian, jadi ajak yang rada pinter gitu."

"Seenaknya gue oon!"

"Lah yang ngomong lo oon siapa?"

"Lo pikir gue nggak denger?"

"Eh itu mah lo aja yang terlalu negatif thingking, orang gue-"

"Lo berdua kalo masih berisik, gue coret-coret muka lo berdua pake spidol!"

"Ampun mbak Starlla."

***


Sakti berjalan santai melewati dua orang manusia yang tengah dihukum karena telat. Senyumnya mengembang sempurna menatap satu persatu menusia di depannya itu. Ia membenarkan posisi dasinya yang sedikit melonggar, hingga kemudian tertawa.

"Ahahahaha, udah gede masih telat. Malu anjir!" Serunya menertawakan dua orang yang sedang dihukum hormat bendera.

"Berisik lo monyet. Ngaca!" Fadil memonyongkan bibirnya. Kesal dengan kelakuan Sakti.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang