Vote dulu yuk, sebelum baca. Jangan lupa comment juga yah!
Tami baru saja sampai di kampusnya. Ia melirik jam di pergelangan tangannya. Menyadari masih ada waktu tersisa beberapa menit sebelum jam kuliah pertamanya dimulai, membuatnya sedikit lega. Ia pun segera melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju ke toilet. Sudah sedari di perjalanan dirinya menahan rasa ingin buang air kecilnya. Karena pertengkaran di pagi hari tadi, ia sampai lupa untuk buang air kecil sebelum pergi seperti biasanya.
Sesampainya di toilet, ruangan itu masih terlihat lengang. Sehingga, tanpa banyak berpikir Ia pun segera masuk ke salah satu bilik yang kosong untuk menuntaskan keinginannya yang sudah ia tahan sedari tadi. Di dalam bilik, Tami mendengar ada beberapa mahasiswi yang memasuki toilet dan tida sengaja mendengarkan obrolan mereka. "Gue harus irit-irit, minggu ini," ucap seorang perempuan dengan nada lesu.
"Emang bisa?" tanya perempuan lainnya dengan nada mengejek.
"Harus bisalah. Kemarin gue iseng jalan ke mall. Niatnya sih cuci mata doang. Eh gak taunya lagi ada promo dong buat peralatan make up. Sayang banget kalau gak beli kan yah? Jadinya gue beli lah. Padahal minggu lalu gue baru aja beli," jelas si wanita tadi dengan nada penuh sesal.
"Yah lagian gak bisa liat diskonan banget sih lo," ledek temannya lagi.
"Sebagai wanita, naluri gue selalu berontak kalau liat diskonan. Kayaknya sayang aja kalau gak beli," ucap sang wanita membela diri.
"Emang di mall mana? Gue kebetulan lagi mau beli lip mate nih,"
"Venus mall, tempat yang biasa kita datengin kalau lagi pengen jajan. Udah yuk, balik kelas, dosen gue si killer nih," ajak sang wanita kemudian suasana toilet pun menjadi hening, pertanda kedua orang tersebut telah pergi meninggalkan toilet.
Mendengar percakapan kedua wanita tadi, membuat Tami mengingat sesuatu. Minggu depan kan ia sudah mulai bekerja part time di kafe. Sementara ia tidak punya alat make up. Ini gawat, terlebih ia juga tidak pernah berdandan sebelumnya. Biasanya ketika ada acara penting, Tante Sekar akan memanggil seorang make up artist untuk membantunya berdandan, sehingga walaupun ia seorang wanita, Tami sama sekali tidak mengerti hal itu.
Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya. "Astaga, ngapain gue lama-lama di toilet. Yang ada gue gak bisa masuk kelas gara-gara telat," gumamnya seraya buru-buru keluar dari toilet.
Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet (Complete) Move To Fizzo
ChickLitMenjadi seorang pria tampan, berpendidikan tinggi dan memiliki konsultan hukum miliknya sendiri, memiliki itu semua tidak serta merta membuat seorang Pratama Aprilio mudah mendapatkan pasangan. Walaupun banyak wanita yang rela melakukan apapun demi...