Bab 33

18 6 1
                                    


Kos pagi ini terlihat lengang. Semua orang sudah kembali ke tempat asal masing-masing, karena mereka tengah menikmati libur semester. Terkecuali Tami, wanita itu tentu saja tidak pulang, selain karena takut ketahuan, ia juga lebih memilih untuk bekerja di kafe dibandingkan berlibur bersama teman-temannya. Ini sudah sering ia lakukan, jadi wajar saja tempo hari Sekar tiba-tiba mendatanginya karena memang semnjak kuliah ia tidak pernah pulang ke rumah.

Ketika melangkah keluar kamar, Tami menyadari sesuatu. Ini kok lampu kamarnya Tama masih nyala yah? Apa dia masih belum pulang? Ah terserahlah. Tami pun melanjutkan langkahnya untuk segera berangkat ke kafe sebelum hari semakin siang. Hari ini ia mendapatkan shift pagi dan akan berakhir sore hari, jadi ia harus segera beegegas agar tidak terlambat.

Tami sampai di kafe tepat waktu. Ia sedikit bernapas lega karena ia sudah takut jika akan datang terlambat. Suasana kos yang sepi ditambah udara yang dingin membuat ia tertidur sangat pulas, hingga tanpa sadar bangun kesiangan, membuatnya selama perjalanan menuju kafe berkali-kali merutuki dirinya sendiri.

Hari itu suasana kafe cukup ramai. Tetapi dengan adanya Lulu, pekerjaannya jadi sangat terbantu. Wanita itu cukup cekatan dalam bekerja. Langit sudah berubah menjadi gelap, shift Tami pun sudah berakhir. Biasanya Tami lebih memilih berada di kafe untuk sekedar membantu teman-temannya di shift selanjutnya, tetapi kali ini berbeda, perasaan Tami sedari tadi tidak enak dan ia ingin segera kembali ke kos secepatnya.

Tami pun pulanng ke kos saat hari audah beranjak sore. Ia membuka pintu kos dan mendapati suasana masih sepi seperti saat tadi pagi ia menggalkan kos. Ia lalu melangkah ke kamar guna beesih-bersih sebelum nanti keluar mencari makanan untuk ia makan malam ini. Ketika sampai di atas, dahi Tami tiba-tiba mengernyit, lampu kamar Tama masih saja menyala, pertanda ada orang di dalam kamar tersebut. Ini orang masih ada di kamar apa lupa matiin lampu yah? Apa gue cek aja yah? Gak, gak. Nanti kalau dia beneran ada di dalam bakalan gak enak banget, dia kan gak nyaman sama cewek, apalagi sekarang lagi sepi juga. Tami nampak menimbang-nimbang apa yang harus ia lakukan saat ini. Pada akhirnya ia sampai pada keputusannya seperti tadi, Tami lebih memilih mengabaikan saja kamar Tama yang menyala tanpa berusaha mencari tahu apakah ada orang di dalam kamar atau tidak.

Baru saja Tami akan membuka pintu kamarnya, sebuah suara benda jatuh menghentikan kegiatannya. Refleks, ia menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari kamar Tama. Berarti bener ada orangnya. Coba gue cek deh. Tami akhirnya memutuskan untuk mengecek kamar Tama. Ia mengetuk ointu kamar tersebut guna mengecek keberadaan Tama, apakah pria itu ada di dalam atau tidak.

Sudah beberapa kali Tami memanggil nama Tama dan mengetuk pintu kamar pria itu, namun hasilnya tetap nihil. Tidak ada jawaban dari Tama. Tetapi bukan Tami namanya jika ia tidak berhasil menuntaskan rasa penasarannya. Ia pun mencoba membuka knop pintu yang beruntungnya tidak dikunci oleh sang pemilik kamar.

Saat pintu sudah setengah terbuka, mata Tami langsung berkeliling hingga tatapan itu terhenti pada sosok pria yang saat ini sudah tertidur di atas lantai. Oh, ralat sepeetinya bukan tertidur, tetapi sepertinya pria itu sedang pingsan. Menyadari hal itu membuat Tami panik seketika. Ia langsung mengahmpiri tubuh yang ambruk tersebut. Tami beberapa kali menggoyangkan badan dan memanggil nama Tama agar pria itu dapat segera sadar. Karena merasa usahanya tidak ada hasil, maka Tami pun berinisiatif untuk mencari bantuan.

Ia berlari dengan cemas ke arah luar mencari Sanusi. Beberapa kali ia berteriak panik memanggl pria itu, tetapi lagi-lagi nihil. Pak Sanusi ke mana sih? Tumbenan banget gak ada," gumamnya seraya berpikir, apakah ada informasi yang ia lewatkan. "Astaga! Dia kan izin seminggu buat pulang kampung. Terus ini gimana yah?" Tami berpikir bagaimana caranya ia bisa menyadarkan Tama dan membawa pria itu ke dokter.

Suatu ide muncul di pikiran Tami. Wanita itu langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. "Halo tante,"

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang