Bab 73

18 11 1
                                    

Tami menghubungi Sheryl di tengah perjalanannya pagi itu. Ia baru ingat, jika pagi ini, dirinya akan mengunjungi salah satu kliennya. "Halo, Sher. Aku pagi ini ke kantornya Om Gandi dulu yah. Habis makan siang, aku baru datang ke kantor," jelas Tami pada Sheryl di seberang sana.

"Oke, Mba. Kebetulan memang hari ini gak ada jadwal meeting atau ketemu klien kok," jawab Sheryl, sambil mengecek ulang jadwal Tami.

"Kamu tolong buat daftar klien lama yang masih bekerja sama dengan kita dan yang tidak. Aku mau coba melakukan pendekatan ke mereka satu persatu." Semenjak beberapa tahun terakhir, jumlah perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Tami bisa dibilang menurun. Ini Tami ketahui dari adanya laporan bagian marketing yang mengatakan jika banyak dari klien perusahaan yang memutuskan untuk tidak lagi memakai jasa perusahaan Tami. Padahal mereka sudah bekerja sama beetahun-tahun lamanya.

Untuk itu, Tami mulai mencoba melakukan kunjungan ke klien yang masih setia dan mencoba melalukan pendekatan pada klien yang sudah tidak bekerja sama lagi dengannya. Tami pikir dengan begitu, ia akan tahu apa akar peemasalahan dari perusahaan yang saat ini ia pimpin.

Ketika sampai di kantor Gandi, Tami sudah di sambut oleh seorang pria yang merupakan asisten Gandi. Pria itu mengatakan jika Gandi audah menunggunya di ruangan pria itu. Tami pun merespon asisten Gandi dengan ramah. Benar saja, ketika memasuki ruangan Gandi, terlihat pria itu sedang duduk di kursi kebesarannya dan tersenyum menyambut Tami. Gandi adalah salah satu klien yang juga sahabat dari Syarif, ayahnya. Maka tidak heran jika pria itu bersikap ramah pada Tami.

"Pagi, Om. Maaf, saya jadi buat Om menunggu," ucapnya berbasa-basi seraya menjabat tangan Gandi.

"Gak, Mi. Saya juga sedang mengecek laporan tadi," jawabnya. Tami pun duduk di salah satu sofa yang berada dalam ruangan Gandi. "Jadi, bagaimana kabarmu setelah lama tidak kembali ke Indonesia? Om, pikir kamu memang tidak akan kembali."

"Baik, Om. Saya di sana membantu Ayah menjalankan perusahaan Kakek. Setelah semuanya berjalan baik, barulah saya bisa kembali." Tami tersenyum tipis merespon ucapan Gandi. Sementara itu, Gandi tampak menganggukkan kepalanya.

"Lalu, bagaimana keadaan Syarif? Pasti sulit buat kamu menjalankan dua perusahaan sekaligus."

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang