Bab 46

17 6 1
                                    


Tama akan menuju ke kamarnya ketika suara Randu mengintrupsi langkahnya. "Kayaknya ada yang habis boncengin cewek nih. Udah belajar jadi playboy kayaknya," sindir Randu sambil melirik Tama, membuat Derby dan Didam saling berpandangan tidak mengerti. Tama hanya bisa mendengus kesal mendengarnya. Dia yang nyaranin dia juga yang nuduh gak-gak.

Tama akhirnya memilih duduk, ia menghela napasnya sebelum merespon ucapan Randu. "Kan kemarin lo yang bilang, gue harus coba skinship sama Jessica." Mendengar ucapan polos Tama, seketika membuat Randu menepuk jidatnya.

"Iya, juga. Jadi gimana, Tam? Rasanya boncengan sambil dipeluk cewek?" tanya Randu sambil menaik turunkan alisnya. Ia ternyata melihat adegan di mana Jessica yang tenagah memeluk Tama.

Derby dan Didam melotot saking terkejutnya. Mereka tidak menyangka Tama bisa sampai sejauh itu. Seorang Tama, boncengan di peluk cewek gak berontak? Luar biasa, batin Derby.

"Lo gak liat emang abis itu gue ngapain?" Tama beetanya dengan nada tidak santai. Ingin sekali ia memukul kepala Randu yang terlihat sedang mengejeknya itu.

"Gak, dong. Makanya gue nanya. Gimana? Enak? Enakan mana sama pas gak sengaja meluk Tami?" tanya Randu lagi dengan ekspresi yang menurut Tama sangat annoying.

"Enak apaan? Gue sampai ngerem mendadak gitu." Didam dan Derby menghela napas panjang. Benar dugaan mereka jika Tama tidak akan mungkin bisa betah dipeluk oleh wanita. Masih dapat Didam ingat bagaimana reaksi Tama ketika ada senoir wanita yang memegang bahu Tama. Bukannya diam atau mengatakan ketidak sukaannya dengan cara yang baik. Tama malah menepis tangan senior itu dengan kasar. Beruntung seniornya itu tidak mempermasalahkannya.

"Jadi, gimana? Nyamanan mana?" Randu kembali bertanya pada Tama. Pria itu bahkan sengaja menekankan kata nyaman agar Tama sadar jika ia mulai membuka pintu hatinya untuk Tami.

"Tami," lirih Tama dengan suara sepelan mungkin. Dia lupa jika pendengaran teman-temannya sangat tajam untuk hal semacam ini.

"Tuh, kan. Apa kita bilang. Lo emang suka sama Tami, Tam. Udah mulai nyadar kan lo?" Kali ini Derby yang berkata dengan semangat berapi-api. Sudah cukup ia menajdi korban kebucinan pria itu tanpa Tama sadari.

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang