Bab 28

20 7 1
                                    


Tami baru saja sampai di kosnya. Hari ini ia sedang dalam mode senang, karena wanita yang ia ajak tempo bicara tempo hari akhirnya ikut bergabung beesamanya bekerja di kafe Tristan. Kini ia pun sudah mulai menjalin peetemanan dengan wanita bernama Lulu itu. Teenyata benar dugaan Tami jika wanita itu adalah mahasiswa baru di kampusnya. Lulu itu bisa dibilang polos, wanita itu bahkan menceritakan alasannya tidak bisa membayar kos adalah karena habis bertengkar dengan orang tuanya.

Lulu juga mengaku untuknmakan saja terkadang ia kesulitan. Sebenarnya Lulu bukanlah orang yang terlihat suka mencari masalah. Tetapi untuknaladan bertengkar dengannorang tuanya, wanita itu enggan untuk bercerita lebih lanjut. Ekspresi kesedihan akan hadir ketika orang membahas alasannya bertengkar dengan orang tuanya, sehingga membuat orang yang bertanya menjadi enggan untuk mengorek cerita lebih lanjut.

Lulu juga termasuk karyawan yang rajin, ia juga sering kebagian long shift menggantikan temannya yang tidak masuk dan yang paling Tami sukai dari Lulu adalah wanita itu pandai menggunakan alat make up. Bahkan Tami pernah dibuat takjub ketika Lulu mencoba mendandaninya. Tangan wanita itu benar-benar dewa. Tami bahkan menyarankan agar Lulu juga mendalami hobinya itu. Lulu juga termasuk wanita yang mandiri, ia kemana-mana selalu menggunakan motor bututnya. Mereka berdua sudah sangat akrab. Jalan pulang yang searah terkadang membuat mereka pulang bersama dan saling berbagi cerita seperti kali ini. Lulu tengah berboncengan dengan Tami. Topik kali ini adalah membahas pengunjung kafe yang kebetulan sering datang semenjak Lulu bekerja di sana. Awalnya pengunjung itu bersikap biasa saja, tetapi sudah beberapa hari terakhir, pengunjung itu menitipkan salam untuk Lulu dan terkadang memberikan wanita itu hadiah. Hal ini membuat Lulu takut, terlebih ia tidak mengenal orang itu, sehingga ia meminta saran Tami apa yang harus ia lakukan agar menghentikan keanehan pengunjung itu.

"Gimana kalau lo minta bantuan Mas Rama buat jadi pacar pura-pura lo? Dengan begitu itu orang pasti gak bakalan ganggu lagi deh," usul Tami yang coba di pikirkan oleh Lulu.

"Iya juga yah, kan Mas Rama mukanya juga serem. Pasti tuh orang takut yah?" Ucap Tami sambil mengangguk-angguk menyetujui usul Tami.

Tami yang mendengar ucapan Lulu sedikit terkejut, ia lupa jika Lulu selain polos pemikiran wanita itu juga sesikit absurd. "Gak serem juga, Lu. Maksud gue cuma Mas Rama yang available buat lo jadiin pacar pura-pura," jelas Tami berusaha membenarkan cara berpikir Lulu.

"Emang klo Mas Ringgo kenapa?" Dengan tatapan polosnya Lulu beetanya pada Tami, maklum saja ia tidak banyak tahu gosip yang yerjadi di kafe saking sibuknya.

"Maa Ringgo kan lagi pedekate sama Dira, mana mau dia pura-pura jadi pacar lo." Lulu tampak mengangguk-angguk paham akan ucapan Tami. "

"Kalau Mas Tristan?" Sontak Tami menepuk dahinya, temannya ini kelewat lugubatau apa sih.

"Kalau nyawa lo banyak silakan aja ajak Mas Tristan jadi pacar pura-pura lo. Itu juga kalau lo masih selamat dari amukan fansnya Mas Tristan." Bekerja lumayan lama di kafe membuat Tami seikit banyak tahu kebarbarannpara fans Tristan, sehingga lebih baik tidak usah mencari masalah dengan membuat status pura-pura dengan pria itu.

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang