Vote dulu yuk sebelum membaca!
Tama hanya tersenyum membayangkan wajah Tami. Setelah perdebatan yang menguras emosi, akhirnya wanita itu mengangguk pasrah dengan permintaan Tama. Jawaban itu sudah cukup bagi Tama. Selanjutnya ia akan mulai untuk menyusun strategi agar Tami dapat merasakan jika cinta yang ia rasakan bukan hanya bualan semata. Kali ini, Tama akan benar-benar memanfaatkan kesempatan yang ada padanya.
Sepertinya Tama harus berterima kasih pada Derby, berkat pria itu, kesalahpahaman antara dirinya dan Tami bisa dapat diselesaikan. Berkat Derby pula Tama jadi memiliki kesempatan untuk kembali mengejar Tami setelah sebelumnya ia menyerah, tanpa tahu hal yang sebenarnya terjadi. Hampir saja kejadian sepuluh tahun yang lalu kembali terulang. Kali ini, Tama harus benar-benar memastikan, tidak boleh ada kesalah pahaman lagi di antara dirinya dan Tami. Sebisa mungkin, ia bertanya atau mencari tahu kebenarannya dahulu sebelum memutuskan.
Tama teringat akan kejadian semalam. Derby yang baru saja kembali setelah meninggalkan dirinya dan Tami, nampak terkejut dengan keadaan apartment yang porak poranda akibat amukan Tama. Derby merasa ada yang aneh. "Kalau mereka udah ngomong dengan bener, gak mungkin Tama kayak gini. Pasti ada yang salah." Derby pun mencari di mana Tama. Saat pintu kamar Tama ia buka. Sosok pria itu tengah duduk di pinggir tempat tidurnya dengan napas tersengal-sengal. Benar dugaan gue. Ada yang gak beres, nih sama mereka.
"Lo kenapa?" tanya Derby sambil menepuk pundak Tama pelan.
"Jangan pernah ikut campur lagi sama urusan gue. Dan jangan pernah bawa perempuan itu lagi ke sini." Tama berucap penuh penekanan. Bahkan ia menatap Derby dengan tatapan penuh amarah.
Derby menghela napas panjang, ia menduga kesalah pahaman di antara Tama dan Tami belum selesai. "Lo udah dengar penjelasan Tami?" tanyanya dengan nada setenang mungkin.
"Gak perlu. Gue gak butuh penjelasan apapun yang cuma membenarkan keputusan dia."
"Lo yakin gak akan menyesal kalau udah tahu apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Derby mencoba memancing rasa keingin tahuan Tama.
"Gue akan lebih menyesal kalau mengulur waktu gue buat terus cinta sama dia."
"Lo emang tau alasan dia tunangan pura-pura kayak kemarin itu karena apa?" pancing Derby. Dan... berhasil. Tama langsung menengok menghadapanya dengan alis menukik tajam. Sepertinya benar, Tama gak tahu apa-apa.
Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet (Complete) Move To Fizzo
Genç Kız EdebiyatıMenjadi seorang pria tampan, berpendidikan tinggi dan memiliki konsultan hukum miliknya sendiri, memiliki itu semua tidak serta merta membuat seorang Pratama Aprilio mudah mendapatkan pasangan. Walaupun banyak wanita yang rela melakukan apapun demi...