Bab 26

22 9 1
                                    


Tami baru saja sampai ke kosannya. Seharusnya ia sudah pulang sejak sore tadi, tetapi melihat Nacita yang tampak kebosanan menunggu Tristan akhirnya malah membuatnya menemani Nacita bermain hingga Tristan selesai bekerja. Semakin hari entah mengapa Tami menjadinkian akrab dengan Nacita dan Tristan. Bahkan ia beberapa kali mendengar namanya dikait kaitkan dengan Tristan. Tapi bukan Tami namanya jika tidak bisa bersikap cuek dengan gosip miring tentangnya. Baginya selama itu tidak benar, maka ia tidak perlu memusingkannya.

Sesampainya di kos, ia langsung bergegas mandi. Sejak siang tadi ia sudah merasa kegerahan. Setelah membersihkan dirinya, Tami keluar kamar dengan keadaan lebih segar. Ia pun memilih posisi nyaman di depan televisi. Keadaan kosan saat itu kebetulan sedang kosong, mungkin penghuninya sedang asik di dalam kamar masing-masisng.

Tidak berselang lama, muncul Tama yang juga ikut duduk menonton televisi bersama Tami, lalu Derby dan Randu yang juga muncul dan dengan sengaja duduk dengan mengapit Tami.

"Ini apaan sih? Sempit gue." Tami bersuara drngan kesal, karena keasikannya menonton televisi diganggu oleh sahabatnya yang usil itu.

Bukannya menjawab, Derby malah menyenderkan kepalanya di pundak Tami. Disusul dengan Randu yang melakukan hal serupa. Membuat Tami makin tidak nyaman dengan posisinya yang terjepit ini. Tami hanya bisa menghela napas lelah. Niatnya semula ingin beristirahat setelah seharian bekerja, tetapi malah harus berhadapan dengan dua orang menyebalkan ini.

"Mi. Laper." Hanya dua kata yang terucap dari bibir Derby. Namun Tami tahu itu kode yang diberikan oleh temannya itu agar Tami mau memasakkan sesuatu untuknya.

"Emang makanan tadi pagi sudah habis?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari televisi yang menayangkan iklan dengan pria tampan nan seksi yang bertebaran.

"Dihabisin sama buaya yang sedang dalam masa move on, lo tau kan klo pura-pura bahagia itu butuh eneegi lebih," cetus Derby seraya melayangkan tatapan tajam ke arah Randu. Sementara Randu hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan Derby.

"Cepu, lo." Randu nampak menggantinsaluran televisi, membuat Tami berdecak kesal karena pemandangan indah itu berganti dengan tayangan wanita seksi yang tengah asik bergosip.

"Yah udah, minta Randu beliin makanan sana. Uang dia kan unlimited," usul Tami yang direspon dengan cengiran setan ala Derby.

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang