Bab 65

18 11 2
                                    

Vote dan comment yuk sebelum baca!

Tama bersenandung dengan wajah bahagia saat keluar dari lift apartment nya. Malam itu, ia baru saja mengantarkan Tami pulang setelah sebelumnya makan malam dengan wanita yang sudah membuat mood Tama bahagia selama beberapa hari ini. Semenjak bertemu kembali dengan Tami, Tama seolah menemukan kepingan dirinya yang hilang sepuluh tahun lalu. Yah, kepergian Tami waktu itu jelas membuat Tama terpukul. Pria itu bahkan menyalahkan dirinya hingga kini. Ia menyesal mengapa tidak segera menyatakan cintanya pada wanita itu.

Setelah bertemu dengan Tami beberapa hari lalu, Tama langsung membuat strategi. Ia tidak mau kehilangan lagi wanita cantiknya itu. Segala cara Tama lakukan agar ia bisa terus berdekatan dengan Tami. Ketika tahu jika mobil Tami sedang berada di bengkel, Tama tanpa berpikir dua kali bersedia menjadi supir dadakan Tami. Menurutnya itu adalah awal yang bagus. Lalu ia juga mengambil kesempatan dengan mengembalikan ponsel Tami tetapi dengan embel-embel meminta bayaran akan tindakannya itu, ia pun meminta satu hari bersama Tami. Proses yang Tama lakukan, perlahan-lahan membuat keduanya menajdi dekat. Menurut Tama, ini jauh lebih mudah dibandingkan ketika mereka masih berada dalam satu atap. Dan Tama berharap semoga proses pendekatannya ini bisa berjalan lancar dan ia bisa segera menyatakan cintanya pada Tami. Atau jika memang wanita itu sudah menyukainya, menikah dalam waktu dekat juga tidak masalah.

Memikirkan hal baik yang beberapa hari ini terjadi antara dirinya dengan Tami membuat Tama teesenyum dengan lebarnya. Ekspresi itu ditangkap dengan baik oleh Derby dan Randu yang kebetulan berada di apartment Tama. Melihat sahabatnya yang tersenyum sangat cerah, sedikit mengelitik keingin tahuan mereka.

"Gue perhatiin si Tama udah gak balik tengah malam lagi," ucap Derby mengeluarkan isi pikirannya selama ini.

"Dan juga sering senyum-senyum gak jelas," tambah Randu sambil fokus pada game online di ponselnya. Sementara Derby seperti sedang mengingat-ingat sesuatu yang menurutnya janggal dilakukan oleh Tama.

"Oh, iya. Hari minggu kemarin, Tama keluar pagi-pagi. Bilangnya sih mau jogging, tapi anehnya dia pakai baju tanpa lengan gitu. Padahal kita semua tau kalau Tama gak suka pakai baju model gitu, karena risih dipandangin sama cewek-cewek." Ucapan Derby ternyata berhasil membuat Randu seketika menghentikan permainannya di ponsel. Proa otu memandang Derby, ia seolah mengingat sesuatu.

"Minggu lalu, gue juga lihat Tama masuk ke bioskop sama cewek. Cuma gue gak terlalu jelas lihatnya. Sempet mau samperin, cuma gue pikir, dia udah dewasa juga ngapain gue segitu isengnya pengen tau itu cewek siapa." Setelah itu, keduanya diam. Mereka kini sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Apa mungkin Tama lagi deket sama cewek yah?" tanya Derby.

"Kayaknya dia pakai baju kayak kemarin buat menarik perhatian cewek yang dia gebet deh," tambah Derby mencoba berspekulasi dan mengaitkan apa yang ia lihat minggu lalu dan yang di lihat Randu minggu lalu.

"Bisa jadi. Tapi, ceweknya siapa? Kita semua tau kalau Tama kan gak pernah dekat sama cewek." Randu mencoba mengingat-ingat. Sepengetahuannya Tama memang tidak pernah terlihat dekat dengan wanita. Apa lagi bisa dengan nyaman pergi bersama dengan wanita.

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang