Bab 84

21 16 1
                                    


Tami termenung di dalam kamarnya saat ini. Sesekali ia menghembuskan napas panjangnya, terlihat guratan lelah di wajah Tami yang saat itu bebas dari make up. Tatapan matanya masih saja menerawang ke balik jendela kamarnya. Walaupun tubuhnya sedang duduk di atas ranjang, tetapi pikiran Tami seperti tidak berada di sana. Tidak ada seorang pun yang tahu jika saat ini Tami sedang berada dalam masalah besar.

Beberapa hari lalu, orang yang ia percayakan sebagai mata-matanya, memberikan kepada Tami sebuah informasi yang sangat membuatnya syok. Sebuah gambar dikirimkan padanya beserta beberapa transaksi dengan jumlah fantastis, benar-benar membuka mata Tami akan sesuatu hal yang tidak pernah ia perkirakan. Aufar, pria yang ia kira baik dan tulus mencintainya, nyatanya hanyalah seorang pria yang haus akan uang dan rela melakukan apa saja demi hal itu.

Bukan hanya Aufar, seseorang yang juga berada di foto itu juga tidak kalah membuat Tami terkejut. Ia yang tidak pernah mencurigai orang itu, ia yang mempercayai orang itu, nyatanya harus mendapatkan balasan sesakit ini. Melihat itu semua membuat Tami tertawa dan menangis di saat yang bersamaan. Yah, menangisi dirinya dan menertawakan kebodohannya. Tami yang mengira dirinya pintar, nyatanya orang bodoh yang dengan mudahnya masuk ke dalam perangkap orang-orang itu.

"Nona Tami. Sepertinya kabar yang saya bawa akan sangat memgagetkan Anda. Saya harap setelah ini Anda harus lebih berhati-hati pada tunangan Anda." Kalimat itu yang ia dengar pertama kali dari sang mata-mata.

"Tenang saja. Semua bukti yang kamu kirimkan akan aku pergunakan untuk memenjarakannya." Saat itu Tami menjawab dengan percaya diri.

"Saya harap apa yang Anda katakan bisa Anda jalankan dengan mudah. Karena apa yang akan saya sampaikan bisa jadi membuat Anda berpikir ulang tentang hal itu." Seharusnya dari peringatan yang ia terima, Tami bisa waspada. Nyatanya ia hanya bisa menutup mulutnya, ketika menyaksikan orang yang tidak pernah ia duga bisa berbuat jahat padanya, nyatanya bisa begitu mudah bekerja sama dengan Aufar untuk menghancurkannya.

Pantas saja Aufar bisa dengan mudahnya menawarkan Tami sebuah perjanjian konyol akan pertunangan pura-pura di saat dirinya sedang kalut. Ternyata itu semua sudah ia oersiapkan dengan sangat matang. Tami yang bahkan tidak pernah bertemu kembali dengan Aufar nyaris tiga tahun lamanya, begitu mudah masuk ke dalam perangkap yang sudah pria itu siapkan.

Aufar, pria yang ia kenal sembilan tahun lalu sebagai tetangga di rumah Ayahnya di Sinagpura. Pria itu mengaku memilih bekerja di Singapura sebagai karyawan biasa dibandingkan mengurus perusahaan Ayahnya di Indonesia. Alasan yang pria itu berikan pada Tami karena ia enggan melihat Ibu tirinya. Ia juga mengaku sang Ayah baru saja meninggal dan perusahaan saat itu dikelola oleh sang Ibu tiri. Merasa senasib karena tidak memiliki Ibu membuat Tami sedikit mudah menerima Aufar sebagai teman.

Pria itu juga tipe orang yang mudah bergaul. Tidak jarang mereka peegi berdua untuk menghilangkan kebosanan. Tami yang saat itu tinggal di Singapura karena mengurus sang Ayah, pada alhirnya membuat mereka dekat. Terlebih, Aufar yang memang tetangga mereka kerap kali berkunjung untuk sekedar menyapa atau membawa makanan untuk Tami.

Hampir seluruh anggota keluarga Tami mengenal pria itu. Baik Rendra, Soraya maupun Sekar pernah bertemu dengannya. Awalnya semua berjalan normal. Sampai ketika Tami harus meneruskan kuliahnya untuk mengambil gelas magister di luar negeri, tiba-tiba saja mendapatkan pernyataan cinta dari Aufar.

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang