Vote dulu, jangan lupa comment juga!
Tami baru saja menyelesaikan shift kerjanya siang itu. Ia yang seharian ini berkutat melayani pengunjung kafe yang tiada hentinya, tersenyum senang ketika memasuki area dapur. Senyum itu terbit ketika mendengar Romi mengatakan dirinya akan kembali mencoba membuat menu baru. Mendengar itu otomatis membuat Tami yang awalnya kelelahan, langsung kembali bersemangat.
"Gue makan siang dulu yah, sehabis itu nanti gue bantuin deh, Mas," ucap Tami disertai cengiran khasnya. Seharian melayani pengunjung kafe membuat dirinya tidak sadar jika perutnya sudah kelaparan, cacing di perutnya seolah sudah berteriak meminta makan.
"Hari ini bawa bekel apa, Mi?" tanya Romi yang melihat Tami kembali memasuki area dapur dengan kotak bekal di tangannya. Semenjak beberapa minggu ini Tami memiliki kebiasaan menghabiskan waktu istirahatnya di dapur, terkadang hanya untuk mengobrol atau juga makan siang seperti saat ini.
"Tadi masak sapo tahu sama ayam lada hitam, Mas. Biasa, permintaan temen-temen aja," jawabnya ringan seraya memasukkan sesendok nasi dan lauk ke dalam mulutnya.
"Coba sini gue cicipin, penasaran gue kenapa temen sekos lo bisa suka sama masakan lo," tanpa menunggu jawaban Tami, Romi sudah mengambil sendok yang sudah wanita itu pakai dan memasukkan lauk yang Tami masak le dalam mulutnya. Sementara Tami hanya bisa mencibir tanpa suara karena merasa ucapan Romi seolah sedang mencela dirinya yang dinilai pria itu tidak pandai memasak.
"Mi, lo jujur sama gue. Ini pasti lo beli kan?" tanya Romi seraya menatap Tami intens dan terkesan menyelidik.
"Dih, nuduh aja. Lagian juga ngapain gue bohong. Tuh liat, kalau masakan beli gak mungkin itu potongan sayurnya berantakan gitu," jelas Tami dengan wajah cemberutnya, karena merasa diremehkan.
"Gue gak yakin lo bisa masak seenak itu," ucap Romi lagi dengan nada tidak yakin yang kentara.
"Jadi menurut, Mas, aku gak mungkin bisa masak gitu?" tanya Tami dengan nada menantang.
"Bukan gitu. Untuk orang yang baru beberapa minggu belajar masak, terlebih lo kan cuma merhatiin aja. Ini terlalu cepet," jelas Romi diiringi tawa. Karena melihat ekspresi Tami yang cemberut bukan malah membuatnya takut, justru membuatnya merasa lucu.
Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet (Complete) Move To Fizzo
Chick-LitMenjadi seorang pria tampan, berpendidikan tinggi dan memiliki konsultan hukum miliknya sendiri, memiliki itu semua tidak serta merta membuat seorang Pratama Aprilio mudah mendapatkan pasangan. Walaupun banyak wanita yang rela melakukan apapun demi...