Bab 2

159 38 12
                                    

Vote and enjoy this story!

Tama menjejalkan pakaian yang ia bawa ke dalam lemari pakaian dengan perasaan kesal. Ia masih belum bisa menerima, jika ia baru saja dikhianati oleh para pria yang mengaku sahabatnya itu. Sungguh baru kali ini Tama merasa dijebak oleh sahabat sendiri. Belum lagi ia harus berada dalam satu rumah dengan seorang perempuan. Apalagi perempuan itu menempati kamar di samping kamarnya. Membuat dirinya pasti akan sering berpapasan dengan makhluk itu.

Membayangkan dirinya akan sering melakukan interaksi dengan perempuan itu saja sudah membuat Tama merinding. Yah, dia memang agak sedikit berbeda. Ia kurang menyukai berinteraksi dengan lawan jenis. Ini dikarenakan masa lalunya yang dikecewakan oleh seseorang berjenis kelamin perempuan, yang membuat dirinya menjadi takut untuk berhubungan dengan wanita. Baginya wanita adalah makhluk yang penuh akan siasat yang nantinya akan melukai dirinya

Berusaha mengabaikan perasaan kesalnya, Tama membereskan barang-barang pribadinya dengan sesekali menggerutu. Namun, di tengah aktivitasnya itu, sayup-sayup terdengar suara seorang perempuan sedang menangis. Ia pun makin menajamkan pendengarannya karena penasaran. Suara itu terdengar pilu, membuat bulu kuduk Tama meremang. "Astaga! ini kos berhantu lagi, mana suaranya kedengeran banget." Suara itu sukses membuat Tama bergegas keluar dari kamarnya. Melarikan diri menurutnya lebih baik dari pada harus mendengar suara tangisan yang entah berasal dari mana.

Tama yang nampak setengah berlari tanpa sadar hampir saja menabrak Didam, jika saja pria itu tidak segera menghindar. "Ngapain sih lu, Tam?" tanya Didam dengan kesal, karena air minum yang dibawanya sedikit tumbah di baju pria itu.

"Lo denger suara orang nangis gak, Dam?" tanya Tama dengan wajah horor.

"Gak kok. Dari tadi perasaan gak ada suara apa-apa. Lagian ini masih siang kali," ujar Didam yang masih merasa aneh dengan tingkah Tama.

"Sumpah. Beneran gue denger ada suara orang nangis," ucap Tama mencoba meyakinkan Didam yang memandangnya aneh.

"Tuh, si Derby sama Randu baru aja keluar kamar. Lo tanya deh sana,"

"Der, Du, lo ada dengar suara orang nangis gak?" tanya Tama pada kedua temannya yang baru saja keluar dari kamar masing-masing.

"Gak," jawab Derby santai.

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang