Tama menatap tajam orang-orang yang berada di dalam apartmentnya ini. Derby yang merasakan aura permusuhan dari Tama dan rasa canggung dari Tami, kemudian berdiri mendekat ke arah Tama. "Ini saatnya kalian ngomong. Jangan ulang kesalahan kayak dulu," ucapnya seraya menepuk pelan pundak Tama dan pergi keluar dari apartment Tama. Sementara Tami diam mematung, memikirkan apa yang harus ia lakukan saat ini.
"Tam, aku... mau minta maaf" ucap Tami sambil memberanikan diri menatap wajah Tama.
"Maaf? Maaf buat apa?" tanya pria itu dengan nada mengejek.
"Maaf, karena gue gak cerita soal pertunangan gue sama Aufar." Tami tahu berita itu pasti menyakiti Tama. Tami baru saja tahu jika Aufar adalah saudara tiri Tama. Itu baru ia ketahui ketika melihat sosok ibu tiri Aufar yang selama ini pria itu benci. Wanita itu pun terkejut ketika melihat Tami. Hal ini lah yang kemudian makin menambah beban Tami. Ia sudah membohongi Tama dan kemudian bertunangan dengan saudara tirinya. Tami sendiri saja tidak yakin jika dirinya akan dimaafkan dengan mudah oleh Tama.
"Kenapa minta maaf? Itu kan urusan lo. Lagian apa pentingnya sih gue buat lo." Tama berucap dengan nada marah. Membuat Tami benar-benar harus menekan emosinya agar tidak terpancing.
"Iya. Gue tau kalau itu urusan gue. Tapi... lo udah beberapa hari ini gak balas chat gue. Gue kira lo marah sama gue."
"Oh, jadi lo cuma menduga-duga aja kalau gue marah sama lo karena merasa dibohongi soal lo yang gak cerita kalau lo mau tunangan gitu? Jadi lo gak tau gue sebenarnya marah atau gak? Iya lah buat apa kan gue harus marah. Gue juga gak penting buat lo."
"Kalau emang menurut lo gue salah, yah lo ngomong salah gue apa. Jangan malah menghindar gini."
"Gue bukan menghindar. Tugas gue udah selesai kok. Kan bagi lo gue gak lebih dari sekadar supir yang biasa antar jemput lo setiap hari." Ucapan Tama membuat emosi Tami benar-benar terpancing.
"Tama! Lo kenapa sih? Emang pernah gue anggap lo itu supir? Selama ini lo yang menawarkan untuk antar jemput gue tanpa gue minta. Sekarang kenapa lo jadi gini?" ucap Tami dengan nada tinggi. Ia tidak terima dengan ucapan Tama yang menyudutkannya saat ini.
Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet (Complete) Move To Fizzo
ChickLitMenjadi seorang pria tampan, berpendidikan tinggi dan memiliki konsultan hukum miliknya sendiri, memiliki itu semua tidak serta merta membuat seorang Pratama Aprilio mudah mendapatkan pasangan. Walaupun banyak wanita yang rela melakukan apapun demi...