Hari ini, setelah matahari redup
Masih cerita dari lautan yang samaArah mata angin tak lagi jelas ku lihat
Tempat mana yang ku tuju pun nampak samar
Selatan kah? Utara? Atau Barat? Mungkin saja harusnya ke Timur.Layaknya seekor semut di tengah ratusan kilo gula pasir, begitulah aku saat ini.
Tertinggal, tertimbun, dan teramat kecil di lautan problema yang membentang
Diamati dari luar, kapal ini terlihat begitu kokoh dan megah
Berbanding terbalik jika diamati dengan seksamaDinding nya rapuh
Tiang nya usang termakan ombak
Lantai nya berdecit
Beberapa kamar nampak kosong dan berantakan
Bagian dasar sudah lembab
Sekoci pun tak ada
Kemudi kapal terlihat patah diterjang badai yang masih sering menyapa dengan ganas
Dan tentu saja, perapian sudah tak lagi menyala dengan hangatSetelah angin topan yang menyapa semalam,
Kini ku beranikan diri kembali menatap langit
Berharap menemukan bintang utara yang menuntun jalan pulangDitengah sini, dari kejauhan, aku berusaha melawan hampa
Bernapas walau tercekat
Berdiri walau goyah
Bertahan walau tak tau apa yang harus dilakukanBerpasrah, berserah
Berharap setelah semua kehilangan yang dilalui akan datang sebuah pengganti
Berharap jutaan air mata yang menjadi lautan akan terbayar dengan senyum mentariKini aku tak lagi berpegangan pada tiang usang itu
Ku biarkan tubuh ku terguncang debur ombak yang menjilati dasar kapal
Ku biarkan kapal ini terombang - ambing tanpa tujuanEntah berakhir terdampar,
Kembali pulang dan berlabuh,Atau karam
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
RomanceSebuah rangkaian kalimat yang dilontarkan untuk diri sendiri agar bisa segera bangkit dari hari-hari yang patah