Teruntuk jiwa..Terimakasih, untuk selalu memasang telinga dan mendengarkan semua keluh kesah bahkan ketika sebetulnya kau pun tengah penat.
Terimakasih, selalu percaya bahwa aku bisa menjadi lebih baik, meski seringnya terjatuh dalam lubang yang sama.
Terimakasih, selalu jadi yang pertama mengulurkan tangan bahkan tanpa diminta.
Meski diawali ejekan kecil yang menjatuhkanku dan mebuatmu tertawa, namun akhirnya kau mengangkatku jua.Terimakasih, selalu memeluk ku dalam doa yang tak kasat mata. Selalu menyebut namaku dan mendoakan kebahagiaanku, bahkan ketika aku sendiri lupa berdoa untuk diriku sendiri.
Terimakasih selalu mendengar tangis yang sumbang ini tanpa memintaku untuk berhenti.
Terimakasih untuk tetap berdiri disini dan membuatku tak merasa sendirian. Kau tau aku benci sendirian. Dan kau selalu menghapus rasa itu.
Terimakasih, selalu meyakinkan aku kuat bahkan ketika aku ragu pada diriku sendiri.
Terimakasih selalu menggambarkan senyum pada wajah yang lusuh ini. Kau tau? Ternyata masih pantas aku mengenakannya.
Terimakasih, sudah mau berbagi cerita denganku. Bahkan ketika kau tau aku takkan bisa melakukan apa-apa untukmu.
Terimakasih, sudah selalu membiarkan aku salah paham pada apa yang ku rasa dan terus bermimpi lebih tinggi.
Tanpa hadirmu, mungkin goresan luka akan terus bermunculan hingga tak lagi berbentuk.
Tanpa hadirmu, apa yang ku lakukan akan selalu mengikuti kata hati, bukan memakai logika.Terimakasih, untuk selalu datang dan tak pernah benar - benar meninggalkanku sendirian.
Teruntuk jiwa, aku mencintaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
عاطفيةSebuah rangkaian kalimat yang dilontarkan untuk diri sendiri agar bisa segera bangkit dari hari-hari yang patah