Ada kalanya kita lupa
Bahwa apa-apa yang kita takutkan sesungguhnya hanya ada dalam kepala
Tak semua benar ada nyaSemakin kita takut akan hal itu, semakin diri hilang kendali
Lalu berbagai asumsi merasuki
Tak jarang diikuti dengan obsesi
Yang perlahan tumbuh menjadi ambisi
Membuat otak tak berfungsiSemua logika terpatahkan oleh perasaan
Membenarkan apa yang hati katakan
Melupakan apa yang seharusnya menjadi landasan
Dengan begitu ego seolah diberi makan
Merasa benar atas apa yang telah dilakukanDan ketika mengambil jeda,
Semua buyarRasa gamang mulai bergantung
Benar kah? Salah kah?
Mengapa harus dilakukan?
Bagaimana jika semuanya justru berantakan?Sesekali, langkah kita tak perlu terburu ketika rasa takut menghantui
Buka mata, luaskan pandangan
Lihat semua kemungkinan atas apa yang jadi pertanyaan
Lalu hentikan, kala emosi mulai terlibatkan
Biar hening sejenak
Tutup telinga dan jangan dengarkan perdebatan yang terjadi dalam diri
Biar diri berasumsi,
Namun jangan mencari tau terlalu jauh jika tak ingin tersakiti
Biar waktu yang membuka satu - persatu jawabannyaApa yang kita takutkan hanya ada dalam pikiran
Bisa dikalahkan atau bisa menjadi kenyataan
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
RomanceSebuah rangkaian kalimat yang dilontarkan untuk diri sendiri agar bisa segera bangkit dari hari-hari yang patah