Maaf,
Sepertinya kali ini aku gagal lagi menahan diri tatkala hujan datang menyapa.Terlebih setelah kemarau dingin bulan Juli yang terasa begitu panjang.
Begitu lama aku menantikan nya
Satu hari, dua hari, dua minggu, hingga akhir Juli Ia tak kunjung tibaHari itu setelah penantian panjang, rintik hujan terdengar mengetuk jendela.
Petrichor berhamburan dimana-mana
Pertanda Ia hadir menyirami tiap sudut gersang yang terbakar terik matahariDedaunan seolah menari mengikuti irama tetesan air hujan
Membuat ku turut berlari menyambut hadirnyaDi bawah hujan aku selalu bisa tertawa lepas tanpa takut suara ku mengganggu
Di bawah hujan aku bisa berteriak sekencang mungkin melepas semua beban
Di bawah hujan aku bisa menyamarkan air mata yang turun bersamaan dan menyatu di wajahku
Di bawah hujan aku bisa menyanyikan lagu-lagu rindu yang ingin ku sampaikan
Di bawah hujan aku selalu hilang kendali dan tak bisa menahan diriKemarau dingin sepanjang Juli yang begitu menyiksa seolah terhapus begitu saja dengan kehadiran hujan
Turunnya memang tak deras, namun cukup untuk meluruhkan kerinduan ini
Turunnya pun tak berlama-lama, namun cukup rasanya untuk menyejukkan udara hari iniPerlahan irama hujan menjadi pelan,
Pertanda Ia akan kembali pergi.Sedikit demi sedikit hujan mereda
Dan yang tersisa hanya harap dalam dada
Agar hujan segera kembali, menemani ku menjadi diri sendiri tanpa ada tapiButuh waktu lama untuk hujan datang kembali,
Dan aku akan tetap menanti, hingga hujan datang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
Любовные романыSebuah rangkaian kalimat yang dilontarkan untuk diri sendiri agar bisa segera bangkit dari hari-hari yang patah