Ruang Diri

161 5 0
                                    



Semakin dewasa, rupanya bukan banyak teman yang kita butuhkan.
Karena nyata nya tak sedikit yang datang hanya untuk memanfaatkan.

Ambil lah sedikit jarak ketika sedih tengah menghampiri.
Kau tak punya kewajiban untuk menceritakan apa yang kau rasakan.

Menepi lah sejenak dari riuh yang selama ini membelenggu.
Kau sama sekali tak harus selalu tersenyum di tengah badai yang menerpa beranda mu.

Masuk lah ke dalam kamar dan peluk kedua kaki mu.
Tumpahkan setiap sedih itu sendiri.
Mereka tak punya hak untuk tau seluk beluk air mata mu.

Terkadang bukan teman yang kau butuh kan.
Karena pembenci bisa hadir mengelabui dalam wujud teman.
Bukan simpati yang harus kau dapatkan.
Karena senyum sinis bisa disembunyikan dibalik rasa empati.
Bukan pula pembenaran yang harus kau tunjukkan.
Karena tiap cerita mempunyai kata benar dalam versi nya masing - masing.

Tak apa jika kawan mu mendadak hilang.
Tak apa jika dunia mu menjadi sepi.
Tak apa jika kau tak lagi dianggap asik.
Tak apa jika kau harus menanggung semua sendirian.

Karena sesekali yang selama ini kau butuhkan adalah ruang untuk dirimu sendiri.

Agar kau bisa mendengarkan sunyi dalam tiap sudut kepala mu.
Mendengarkan kata hati yang selama ini terlalu banyak dicampuri.
Mendengarkan nurani yang selama ini dibutakan simpati.
Mendengarkan jiwa yang mungkin selama ini meronta - ronta memberi isyarat.

Yang kau butuhkan hanyalah ruang untuk dirimu sendiri.

Agar kau bisa lebih memahami potensi diri yang kau miliki.
Agar kau bisa lebih mengenal dirimu sendiri.
Agar kau bisa benar - benar berdiri di atas kaki mu sendiri.
Agar kelak kau tak lagi jatuh pada belas kasihan yang kau harapkan.


Karena sekali lagi, yang kau butuhkan hanyalah ruang untuk dirimu sendiri.

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang