Pesan Dari Masa Lalu

45 0 0
                                    



Kali ini aku sudah sampai di titik menyerah yang paling pasrah

Tak ingin lagi mencari mu

Tak ingin lagi mengingat mu

Tak ingin lagi menunggu mu.

Semakin mencari, aku semakin kehilangan mu.

Semakin mengingat, semakin aku tak bisa melupakan mu.

Semakin menunggu, semakin tersadar bahwa yang disamping mu bukan lah aku.


Aku hanya secarik kertas dari masa lalu yang kini telah usang, lusuh dan tercabik.

Yang pernah kau tulis dengan penuh warna.
Yang kini tiap kau baca, akan kau remas dan kau buang begitu saja.

Setelahnya kau kembali merapihkan tiap sudut tubuhku.
Namun bentuknya tak lagi sama.

Tiap gambar tangan mu terpampang dengan begitu jelas
Meninggalkan jejas yang samar


Ingin meyakinkan mu bahwa aku masih berharga, namun upaya itu akan sia - sia.

Lembaran dari masa depan itu telah menggantikan posisi ku.
Melempar jauh tubuh ku dari buklet kehidupan mu.

Sudah semestinya aku pamit.

Sudah seharusnya aku mundur.

Sudah sepatutnya kamu melupakan ku.


Semakin dalam luka yang kau tikam,
Semakin besar rasa untuk tetap berada di dekat mu.


Semakin sakit yang ku rasa,
Semakin sulit kaki melangkah menjauhi mu.


Namun kertas lusuh ini tak sepadan jika harus dibandingkan dengan permadani megah bermata biru yang kini menemani mu.

Sudah sepatutnya aku menyerah.

Sudah semestinya aku berpasrah.

Melangkah lah..
Jangan hiraukan aku..

Jangan menoleh ke belakang untuk memastikan aku baik - baik saja, karena itu takkan terjadi.

Jangan sengaja mencari ku jika hanya untuk mengenang yang telah usai sebelum kita mulai.


Aku memang masih (dan akan) tetap terpaku disini
Namun tak perlu risau jika kau memang ingin melangkah.

Biar ku resapi tiap tetes air mata yang jatuh saat mengingatmu.

Hingga saat nya nanti, kertas lusuh ini kau buang bersama kumpulan masa lalu

Dan kau tak lagi mengingatku


:)

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang