Lilin

23 0 0
                                    



Kilau senja perlahan pudar
Mengantarkan malam untuk naik ke permukaan
Tanpa bulan, tanpa bintang
Hari itu tak ada cahaya sama sekali
Saat itulah semua orang mencariku
Berusaha mendapat penerangan meski hanya setitik api kecil

Aku senang mereka mencari ku
Membuat diri ini merasa berarti
Meskipun mereka datang hanya saat mereka butuh
Selepas dapat cahaya lebih terang, maka aku akan dilupakan

Namun tak apa, sudah tugas ku sebagai lilin
Memberi seberkas cahaya hingga terang yang sesungguhnya tiba
Membakar diri sendiri demi kebutuhan orang lain, hingga tak sadar bahwa aku pun terluka

Hembusan angin pun kerap membuatku goyah
Meski tak padam namun cahaya yang ku beri menjadi tak tentu arah
Lalu tangan itu datang, melengkung menutupi tubuhku dari tiupan angin
Hingga cahaya ku kembali tertuju pada satu arah
Apapun tujuannya, Ia tetap menyelamatkan ku

Diletakannya aku di atas meja tempatnya bersandar
Aku bisa mengamati wajahnya yang lelah itu
Api diatas kepala ku berkobar lebih besar, berusaha memeluk dan memberinya kehangatan
Namun semakin Ia mendekat, nyatanya aku hanya membuatnya terluka
Aku merasa diriku hanya malapetaka untuknya
Tak seperti Ia menjagaku, aku hanya membuatnya terbakar

Cahayaku menyinari sisi wajahnya
Ia sama sekali tak marah ketika panas ku menyentuhnya
Ia tetap melengkungkan tangannya diantara tubuhku

Aku mengamati bagaimana Ia tertidur disampingku.
Begitu indah..
Namun bahagia tak selamanya ada
Penerangan kembali berfungsi sebagaimana mestinya
Cahaya lampu memenuhi seisi ruangan tanpa ada yang terlewat
Sedang aku masih berdiri di atas meja tempat ku menatapnya terlelap

Terimakasih sudah bersedia menjaga ku meski yang ku berikan hanya luka dan malapetaka
Tidurlah, tak perlu kau hiraukan aku
Tak perlu lagi kau melindungi ku
Aku akan tetap mengamatimu bermimpi dari sini
Menunggu diriku habis terbakar, atau mati terhempas angin

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang