Luruh

148 1 0
                                    

Matahari sudah mulai naik pagi itu
Membuat cuaca di pantai ini menjadi semakin panas
Aku berjalan menyusuri bibir pantai
Ditemani gulungan ombak yang saling berkejaran
Hangatnya pasir menjilati telapak kaki yang bertelanjang
Semilir angin perlahan membelai helai rambut yang kubiarkan tergerai

Hai Tuan..
Sedang apa disana?
Ucapku lirih nyaris tak terdengar
Teredam suara debur ombak yang bersuara dengan gagah

Mungkin saat ini kau sedang bersamanya, memeluknya dengan erat membelah dinginnya pagi.
Atau, kau tengah mencumbu rambutnya mesra
Seperti yang pernah kita lakukan.

Aku menatap luas air yang terbentang
Melirik mercusuar yang tiada lelah memberi isyarat pada para nelayan yang pergi ke laut lepas
Mata ku tak henti menatap gulungan ombak, mendengar dengan syahdu debur yang membentur karang

Andai kau disini.

Ku pandangi langit yang memayungi pantai ini..
Kau layaknya pantai yang ku pijak
Dan aku adalah lautan nya.
Seperti lautan yang hendak memeluk pantai nya erat melalui sentuhan ombak,
Seperti itulah bagaimana aku ingin memelukmu.
Tak pernah sampai....

Dan sebagaimana ombak menghapus rangkaian kata yang ku tulis di pasir putih ini,
Seperti itu lah aku membiarkan perasaan ku

Untuk luruh

Sebagaimana mestinya,
Seperti seharusnya..

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang