Monolog

Biar Aku

Angin malam ini mulai berhembus dingin
Menusuk hingga ke ulu hati
Detik ini, aku hanya ingin menikmati sendu yang menderu,
Tangis yang kian membuncah
Sesak yang sekian lama ku paksa hilang.

Adalah satu nama yang sampai saat ini masih menjadi monolog dalam tiap sepi ku
Jadi tangis dalam tiap sujud
Menggaung dalam pikiran tiap kali ku ingat wajahnya

Perih ini menikam semakin dalam ketika ku sadari bahwa kau memang tak lagi mencari ku.
Membiarkan semua pesan terhapus sebelum sempat dibaca

Jika ada yang harus pergi, ku harap itu bukan kau.
Tetaplah disini, biar aku yang menggantikan pergi mu

Jika ada yang harus terhapus, ku harap itu bukan kau
Tak ada yang harus dihilangkan dari sosok sebaik diri mu

Jika ada yang harus terluka, ku harap itu bukan kau
Biar ku tanggung semua nestapa yang kau rasa, tugas mu hanya perlu berbahagia

Aku akan lebih senang menghapus nama ku sendiri jika dibanding kan menghapus nama dan semua tentang mu

Aku akan memilih untuk memblokir diri ku sendiri daripada menepikan nama mu dari jiwa ku

Andai semua luka ini bisa membuat ku membenci mu, mungkin aku takkan lagi mencari mu
Sayang nya tetap nama mu yang selalu muncul dalam benak ku.

Tak perlu sengaja menghilang untuk dicari, tanpa menghilang nya dirimu pun aku akan tetap mencari mu.

Tak perlu berdiam, maki aku sekuat hati
Aku hanya ingin kau tetap disini tanpa harus mengunci diri

Jarak yang terbentang ini makin membawa mu jauh dari ku
Namun tolong dengar lah..
Tetap disini meski hadir ku terlalu mengganggu,
Biar perlahan pijakan ini mundur dan pada akhirnya hilang menjauh dari mu..
Biar aku yang pergi, dan kau  tinggal lah disini..