Bulan ini terasa begitu panjang, berat dan melelahkanAku menarik napas panjang
Dan bersamaan dengan embusan napasku, asap membumbung menyelimuti kepala ku
Ku amati satu persatu geraknya yang lamban
Berharap setiap beban ikut terhempas dengan kepulan asap yang kutiupkanPercuma saja terlihat baik-baik padahal memendam banyak air mata
Aku sudah tak mau mengenakan topeng itu
Aku hanya ingin sendiri menikmati rasa sakit, dan menumpahlan segala emosi kuAmarah, tangis, dan semua hal yang tak menyentuh kubu positif
Tak apa jika kau anggap aku hina
Tak masalah jika mau merendahkan kuTapi sampai kapanpun aku tak bisa menerima jika yang kau rendahkan adalah orangtua ku
Melawan?
Tentu tak bisa..
Aku masih cukup sadar diri
Terbelenggu dalam ikatan balas budi yang tak mungkin kubalas saat iniNamun semakin lama rasanya semakin berat menanggung ini semua sendiri
Bagaimana caranya berkeluh kesah?
Bagaimana caranya menunjukkan bahwa aku tak suka mereka kau rendahkan?
Bagaimana caranya bersikap biasa saja pada ucapan-ucapan tajam yang seharusnya sudah tak lagi ku hiraukan?Semua pertanyaan menyatu dan hanya tersimpan dalam batin
Tak mampu ku ucapkan meski hanya satu kataAku tak bisa melawanmu
Hanya bisa bertengkar hebat dengan pikiran dan batinku
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
RomanceSebuah rangkaian kalimat yang dilontarkan untuk diri sendiri agar bisa segera bangkit dari hari-hari yang patah