Untuk Itu, Aku Ada

80 1 0
                                    



Oktober

Tiap episode hadir silih berganti tak mengenal waktu
Tuhan seolah sedang menunjukkan sisi adil Nya.
Dimana ada kisah bahagia,
Dibaliknya terdapat berjuta air mata.
Pun dengan kisah sedih yang tak kunjung henti
Jika mampu bersabar, ada lengkung senyum yang menjuntai.

Namun sebagai manusia rasanya tetap sulit memahami
Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik kesedihan itu.
Yang ku lihat hanya air mata yang tak henti mengalir.
Merutuki diri sendiri
Meratapi jiwa lelah yang terkurung dalam badan

Tapi hari ini, tepat ketika aku membuka mata
Aku menangkap seberkas sinar yang menyilaukan
Wajah - wajah tak asing muncul bergantian
Mereka tersenyum, namun rupanya palsu
Dibalik tiap senyum yang terkembang itu, ada setumpuk penderitaan yang menyertai
Mereka juga merasakan lelah
Mereka juga merasakan tak berdaya
Mereka pun merasakan rasa ingin menyerah yang selama ini ku gaungkan.

Ternyata, bukan hanya aku.

Beban yang menggantung di pundak ku selama ini, bukan hanya milikku.
Bahkan beberapa milik mereka terlihat lebih berat
Dengan jiwa yang sama gontai nya, mereka pun tengah berjuang agar terlihat selalu riang

Sedih itu, bukan hanya milikku.

Air mata yang selama ini mengalir karena lelah perlahan mengering.
Namun air mata ketika menyaksikan tiap perjuangan yang mereka keluarkan kembali mengalir.
Rasanya terlalu naif jika aku hanya memikirkan perasaan ku sendiri.
Dan terlalu cepat jika aku harus mengakhiri semuanya sekarang.

Aku kembali menatap wajah mereka satu persatu. Dengan senyum mereka yang ku kenal,
Yang menutupi tiap luka.

Bukan. Ini bukan waktu nya menyerah.
Mereka butuh seseorang untuk dijadikan teman.
Dan meski raga ini tak mampu meringankan beban yang mereka pikul,
Setidaknya telinga ini bisa mendengar keluh yang mereka lontarkan ditiap kali merasa goyah.

Dan untuk itu, aku akan ada.

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang