Debur ombak perlahan naik menjilati bibir pantai
Bau angin laut terperangkap dalam angin yang menerpa wajah
Gagah suara ombak tak terdengar seperti biasanya
Seperti kehilangan makna.
Langkah kaki ku terhenti tepat menghadap bentangan samudera
Berdiri dengan sunyi, namun riuh dalam pikiran.Aku berusaha melepas satu persatu gema yang memenuhi isi kepala
Membiarkannya luruh dan tersapu gulungan ombak
Namun tetap saja, gaduh..Pejam mata menolak sinar matahari
Menghirup asin nya laut yang begitu lekat
Dari jauh gemuruh ombak mulai terdengar bersama bisikan nuraniUntuk menyelami rasa ikhlas, sejatinya kita perlu mendalami seni patah hati
Dimana akan selalu ada yang tersakiti
Merasa diabaikan dan tak pernah dipedulikanSedikit demi sedikit rasa sakit yang muncul akan menggerogoti habis tiap sudut dari hati kita
Awalnya terasa perih, namun semakin dalam kita merasakan nya, semakin dekat dengan keikhlasanPerih yang muncul sebagai permulaan akan terus menjalar, ngilu, dan menusuk hingga rasanya nafas turut tercekat
Rintih jiwa pun terdengar
Teriakan "aku sudah tak sanggup" akan mulai memenuhi tiap kata yang terlontar dari bibirDi titik ini, rasanya tak lagi ingin membuka mata
Biarkan diri ini hilang, karena takkan pernah ada yang mencari
Di titik ini, semua energi positif tak lagi terdengar manis
Bak gulungan ombak yang menyeret hingga ke dasar palung, disitulah titik terendah yang akan dirasakan
Tak mau hidup lagi.Sayangnya raga masih mengekang jiwa yang sudah kelelahan, kehabisan tenaga untuk sekedar berdiri.
Di titik ini, sakit yang menyelimuti hati sudah kian tebal.
Gelombang dari dasar palung bergulung seolah memutar balikkan arus dan melemparkan tubuh kembali ke permukaanDi titik ini, semua rasa sakit berbalik menjadi kekuatan untuk bisa kembali bangkit
Walau masih tertatih mengais langkah
Walau harus menangis menahan jerit yang meluapSatu hantaman gelombang lagi, maka lengkap lah fase terakhir.
Titik dimana tak ada lagi sakit yang terasa meski ternyata bersimbah darah
Tak ada lagi tangis yang pecah meski nyatanya luka menganga tersebar di sekujur tubuh
Tak ada lagi nyeri yang terasa ketika air laut menjilati tiap permukaan lukaMati rasa
Tatapan kosong menerawang merobek langit
Tangan ini mencoba merangkai satu persatu luka yang sudah didapat
Menyusun kembali kepingan hati yang remuk dan tak berbentuk
Seperti ini rasanya...Setelah berkali - kali kau tikam, baru kali ini..
Baru kali ini kurasakan hati ku mati
Meski air mata masih membasahi pipi,
Namun tak lagi kurasa sakit seperti dulu
Angan yang sirna, harapan yang pupus, dan semua ingin yang satu persatu pergiDi mercusuar ini ku buka pejam mata
Membiarkan debur ombak memeluk pantai nya meski tak pernah sampai
Membiarkan angan ini menggapai mu sekali lagi
Menyesap tiap senyum yang dulu kau beri
Mencium tiap jejas yang pernah kau tinggalkan
Kali ini aku tak mau lagi menangisBersama ombak terakhir yang menyapu tubuh ku,
Aku melepas.. Dalam ikhlas...

KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
RomanceSebuah rangkaian kalimat yang dilontarkan untuk diri sendiri agar bisa segera bangkit dari hari-hari yang patah