Juli,
Bulan dengan ragam rasa
Dari tahun ke tahun sejak saat itu..Aku pernah melewatinya
Hari - hari patah yang membuat ku menapakkan kaki di atas pasir bersimbah air mata
Hari yang mungkin telah kau lalui sebelumnya
Ternyata tak mudah..Hari dimana tak lagi ada rasa bangga terhadap diri sendiri
Merasa tak berguna, tak pantas kembali berdiri di bumi.Namun sama sekali hati yang remuk itu tak boleh nampak
Hanya boleh terhiaskan senyum disela kelopak mata yang mengembang
Meski bibir yang tersungging itu terlihat manis, tetap saja binar bola mata itu padam.Aku pernah melewatinya, dan ternyata tak mudah..
Juli,
Bulan dengan ragam rasaKetika sisi putih dalam hati ini mencoba merela, melepas, dan turut bahagia atas apa yang jadi bahagianya.
Menyingkirkan tangis, membuka tawa atas hari bahagianya.
Hari yang pernah kau cicipi sebelum aku.
Ternyata tak mudah.Hingga detik ini Juli menjadi bulan dimana kegamangan tergambar jelas dalam wajah ku.
Bahagia ku atas bahagia mu. Namun tak dapat dipungkiri tanggul air mata tak kuasa membendung kesedihan yang ada.Seharusnya aku yang di sana.. bisik hati kecilku yang segera ku tepis kala melihat sorot bahagia yang terpancar jelas dari gambar mu.
Aku ingin tersenyum selepas yang ku bisa,
Meski setelahnya kembali meraung perih tanpa suara.
Akan kulepas tangis itu, setidaknya aku tak perlu lagi membohongi diri sendiri.Juli,
Bulan dengan ragam rasa
Sejak hari itu, di tahun itu, hingga hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
RomanceSebuah rangkaian kalimat yang dilontarkan untuk diri sendiri agar bisa segera bangkit dari hari-hari yang patah