Pada akhirnya aku menyadari
Bahwa yang melukai kita adalah ekspektasi kita sendiri
Harapan-harapan yang tak pernah terwujudkan,
Bayangan yang hanya jadi khayalan,
Atau mimpi yang tak pernah menjadi pastiKeinginan demi keinginan terus dipupuk,
Dan dalam sepersekian detik kenyataan dapat membuat diri kita terpuruk
Meski tau bahwa jatuh itu menyakitkan
Namun terkadang diri tak peduli dan terus melanjutkan harapan
Pun dengan kegagalan yang ada di depan mata
Terkadang diri tak mau menerimaMimpi bagaikan bilah pisau yang tengah kita genggam
Satu sisi bisa menyelamatkan kita dari keputusasaan
Namun satu sisi bisa menimbulkan kekacauan
Tergantung sisi mana yang mau kita gunakanRasanya lelah terus tersakiti oleh ekspektasi
Seakan menoreh luka baru, atau mengorek luka lama yang belum sembuhDiri ingin berusaha menerima, namun apa yang di dapat terlampau jauh dari asa
Bukan tak mau lagi berjuang,
Namun sesekali biarkan aku memberi ruang pada diri
Melepas semua sakit,
Menghapus semua pahit
Hingga ketika setiap harapan yang tak terwujud takkan membuat ku jatuh terlalu dalam dan bisa segera bangkitBiarkan aku memeluk diriku sendiri ketika menangis
Karena takkan ada pelukan yang mampu menenangkan
Biarkan aku menyembuhkan tiap goresan
Hingga kembali siap menulis harapan
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
Roman d'amourSebuah rangkaian kalimat yang dilontarkan untuk diri sendiri agar bisa segera bangkit dari hari-hari yang patah