Cup of Coffee

18 1 0
                                    



Seperti hal nya secangkir kopi hitam
Ada saja ampas di dasar cangkir yang tak terlihat
Dan sesekali cangkir itu harus kita kosongkan untuk bisa mendapat kenikmatannya kembali

Begitu pula dengan apa yang tengah ku rasa
Terlihat tenang
Senyum merekah
Namun kesedihan sering tertinggal didasar hati
Maka tangis lah yang harus ditumpahkan agar tenang bisa kembali dirasakan

Sudah lama aku tak merasa seperti ini
Seperti semuanya berjalan dengan semestinya

Dan kembali, hari ini semua terulang lagi
Entah berita mana yang membuatku tergetar, entah lagu mana yang membuka luka, entah pikiran apa yang membuat rasa tak menentu

Terduduk di ruang ini sendiri
Dengan tiba-tiba air mata mengalir begitu saja
Seperti ada sakit yang belum selesai
Ada harap yang tak terwujud
Ada asa yang terlupakan

Seperti menyesap ampas kopi di dasar cangkir
Pahit rasanya

Namun disela air mata ini, aku tersadar
Kita tak harus selalu menjadi positif
Ada kalanya kita harus mengeluarkan sisi negatif yang kita pendam
Dan itu tak mengapa
Tangis yang pecah bukan berarti lemah
Anggap saja kita tengah menyeimbangkan kembali energi yang kita punya
Seperti cangkir kopi yang ampasnya sudah terpisah di bawah
Untuk menikmati kopi baru di cangkir yang sama, kita perlu membuang ampas yang tersisa

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang