Lately Latte

12 1 0
                                    



Hari ini masih siang yang sama di pertengahan September
Aku menghentikan jejak langkah ku di sebuah kedai kopi, tempat biasa ku membunuh waktu
Kepulan asap dari mesin pembuat kopi membumbung di atas kepalaku
Sekelebat patahan rasa datang menyelinap
Mengusik hati yang senyap
Sekuat tenaga berusaha tak terusik
Nyatanya tetap saja isi kepala terlalu berisik

Tanganku mengaduk secangkir latte yang sudah tersaji
Rasanya seperti mengaduk-aduk perasaan ku sendiri
Penyesalan, rasa bersalah, kesedihan, amarah, semua membuncah dan berkumpul menjadi setitik air mata yang masih menggantung di bawah mata
Aku bersikeras mengembalikan kesadaran ku saat ini
Agar tak ada air mata yang menetes
Meski berujung sesak

Aku ingin bernapas bebas
Sebebas tak ada sesal saat mengingat tiap kejadian yang membuat ku hancur
Aku ingin bisa memaafkan diri ku sendiri
Atas apa yang sudah dan tidak kulakukan dalam hidupku
Atas apa yang ku lewatkan tanpa menyadari keberadaannya
Atas kesalahan-kesalahan yang terlupakan begitu saja
Aku ingin bisa berdamai dengan diriku sendiri
Agar saat semua memori berkumpul menjadi satu tak ada lagi awan kelabu


Rasanya seperti menelan kepulan asap
Dada terasa begitu berat
Latte yang ku sesap tak lagi terasa manis
Tergerus oleh bagian-bagian masa lalu yang jauh lebih pahit
Luka masa kecil, perpisahan, kehilangan
Bayangan-bayangan yang sampai saat ini belum bisa termaafkan

Aku bergegas mengosongkan cangkir kopi ku hingga tak bersisa
Biar sesak ini aku saja yang rasa
Biar rasa sendiri ini aku yang memikul
Biar rasa bersalah ini aku yang menanggung hingga latte yang ku sesap bisa kembali terasa manis

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang