Sudah berapa lama mematung disitu?
Sudah berapa banyak kaca yang kau pecahkan dengan kepal mu?
Belum cukup puas kau pandangi darah yang mengalir di sela jemari mu?
Belum cukup deras air mata yang terus jatuh di kedua pipi mu?
Untuk apa?
Untuk siapa?
Apakah dengan begitu Ia bisa kembali dan menetap disisi?
Apakah dengan semua luka itu kau bisa kembali bersama nya?Tidak sayang!
Bangun lah!!!
Jika kau dengar Ia berkata bahwa Ia pun merasa apa yang kau rasa kan? Tidak.
Karena jika Ia memang merasakan nya, Ia akan tetap bertahan.
Jika kau dengar Ia berkata bahwa Ia pun menyayangi mu? Bohong.
Karena jika Ia memang sayang, Ia pun akan terus berjuang.Lalu?
Apa masih patut kau menunggu nya kembali?
Apa masih harus kau membuat ruang di hati?Tentu.
Tentu kau bisa melakukan itu semua. Hanya saja, bukan untuk sekarang.
Simpan saja semua harap dan doa yang kau panjatkan. Biar mengalir mengikuti alur dan waktu, hingga nanti Tuhan yang menjawab semua doa-doa dan air mata yang tumpah itu.Dan. Tolong. Meskipun kau sakit hati, jangan sampai kau membenci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
RomanceSebuah rangkaian kalimat yang dilontarkan untuk diri sendiri agar bisa segera bangkit dari hari-hari yang patah