Repeat

137 2 0
                                    

Aku pikir sudah tak akan merasakan lagi sakit ini. Tapi rupa nya tangis tengah malam yang ku simpan dengan rapih itu harus kau buka dengan paksa kini.
Aku tak tau harus bagaimana lagi, semakin kau menjauhi ku semakin aku ingin menunjukkan rasa ini pada mu.
Semakin kau mengabaikan ku, semakin aku ingin mengejar mu.

Ah, sial!

Aku ini bodoh atau apa?
Harus nya sejak awal kau menolak, aku tak memaksakan kehendak.
Harusnya sudah ku tebang habis rasa ini ketika tau bahwa akan selalu patah. Bukan menunggu luka menjadi semakin parah.
Kini saat kau hendak kembali, aku malah semakin tak tahu diri.
Hey, Nona.. aku minta maaf jika semua perlakuan ku kini membuat mu tak nyaman.
Aku hanya belum terbiasa menerima semua perubahan yang terkesan begitu mendadak.
Namun, bukan kah memang Tuhan tak pernah menunggu kita siap dalam menerima cobaan?
Aku berdiri mematung di depan cermin, mengamati wajah lusuh dengan mata sembab.
Mengepal luka yang ku buat karena kekesalan pada diri sendiri.
Aku tau sebaiknya memang kita kembali pada tempat masing-masing. Tapi entah, hati selalu menolak dan terus mencari keberadaan mu.
Aku tau, seharusnya aku membiarkan mu saat kau ingin pulang. Tapi lagi-lagi rasa ini berusaha menahan dan terus meminta kau datang.
Aku kesal pada diri ku, yang tak bisa dengan begitu mudah melepas mu. Terjebak dalam ego agar aku bisa menjaga mu seutuhnya. Padahal mungkin kau sudah tak ingin bersama ku.
Aku kesal pada diri ku, yang tidak bisa seperti kamu. Yang bisa berubah menjadi begitu dingin dalam sekejap mata, lalu melangkah dan meninggalkan aku dengan luka yang menganga.
Semua kejadian berulang ini seharusnya membuat ku semakin kuat. Tapi sial nya, aku justru jadi begitu lemah.







Nona, kini saat kau mulai melepaskan pelukan ku, aku hanya bisa memejamkan mata dan kembali merangkai harap, semoga kelak doa-doa yang selama ini ku selipkan dalam sujud bisa terwujud.
Karena yang ku tau, Tuhan Maha Mendengar. Bahkan dari seorang pendosa seperti ku.
Percayalah, aku mencintai mu.



Ilustrated : Rangga - Lately Latte.

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang