Three

3.8K 383 29
                                    

Jam istirahat, para siswa siswi JJ School langsung beranjak ke kafetaria. Mereka harus mengisi perutnya yang kelaparan karena belajar tadi.

Sunghoon memperhatikan langkah gadis didepannya. Bahkan gadis itu sibuk mendengarkan di earphonesnya dan tangannya masuk ke kantung almamater.

Terlihat seperti gadis arogan.

"Hei.. kau!"

Empat gadis lainnya mencegah Nana. Tapi gadis itu hanya mengangkat alisnya lalu tetap berjalan sambil menabraki bahu keempat gadis itu.

Nana berjalan dengan santai tanpa bicara.

Tapi karena Nana memang tinggi, keempat gadis itu hanya terpaku memandang Nana yang menabrak bahunya. Bahkan Nana tidak terganggu karena dicegah tadi.

"Hah" Sunghoon tertawa kecil melihat kejadian didepannya tadi.

Ia berjalan melewati empat gadis itu dan memandang mereka remeh. Lalu mengikuti langkah Nana.

"Aneh banget ketua kelas itu" - Yuqi

"Dia emang aneh, makannya gak punya teman" - Mina

Naeun masih emosi memandang Nana yang berjalan kearah kafetaria.

"Apa rencana mu?" Tanya Xiyeon yang melihat bagaimana emosinya Naeun.

"Lihat saja nanti"

***

Nana duduk sendiri di pojok. Ia tak menyukai keramaian tapi ia harus makan.

"Na Jaemin, bukankah lebih bagus di Bar" ucapnya sambil memasukan sesuap sup kedalam mulutnya.

Sementara ia sedang makan, ada banyak mata menatapnya dengan tatapan penuh arti. Rata-rata memang lelaki yang memandangnya. Bagaimana mereka tidak menatap Nana, gadis itu sangat cantik. Badannya tinggi dan sangat bagus. Apalagi rambutnya blonde dengan tatapan tajam.

Nana memang tinggi, tidak seperti gadis lainnya.

"Menarik kan?"

"Setuju" ucap ketiga lelaki di ujung sambil tersenyum menatap Nana.

Selesai makan ia beranjak menaruh tempat makanan ke belakang kafetaria.

Nana dengan sabar mengantri walaupun sebenarnya ia sangat malas.

Brukk!

"Sialan!"

"Minggir"

"Hah? Maksudmu?"

"Kau minggir!" Naeun mendorong tempat makan Nana hingga terkena dadanya.

Brugh!!

Nana sekarang mendorong Naeun hingga terjatuh.

"Yak! Kau!" Xiyeon menjambak rambut Nana.

Tapi karna Nana lebih tinggi darinya, ia tarik tangan Xiyeon dan melemparnya. Mina yang maju pun langsung dilempar Nana hingga terjatuh.

Yuqi sudah bersiap untuk menampar Nana.

"Kau!!"

Seseorang menahan lengan Yuqi. Bahkan Nana tetap menatap gadis itu tajam.

"Singkirkan tangan sialan itu darinya!" Lelaki tinggi itu menghempas tangan Yuqi.

"Aw.." Yuqi kesakitan karena cengkramannya kuat.

"Taehyung tapi dia tidak memberi kami jalan"

"Memang kau siapa perlu mendapatkan jalan khusus!" Ketus sang lelaki tadi.

"Kemari!" Lucas menarik sisi lain pergelangan tangan Nana, sementara sebelah kiri ada Taehyung yang mengenggam pergelangan tangan gadis itu.

"Tidak!" Ucap Taehyung masih menahan tangan Nana.

"Lepasin dia!"

"Dia bersamaku"

Kedua lelaki tinggi itu saling menatap tajam. Nana hanya terdiam dengan tatapan datar. Ke empat gadis yang menyerangnya semakin bingung dengan perilaku dua pria tampan disamping Nana.

Para siswa-siswi yang sedang menikmati makannya pun menonton kejadian itu.

"LEPAS!" Nana menghempas tangan mereka.

Kedua lelaki itu hanya menatap datar ke Nana.

"Sialan kalian semua!" Nana berjalan menjauh dari mereka. Ia beranjak keluar kafetaria sambil menyibakkan rambut panjangnya. Ia menyingkirkan siswa siswi yang ikut berkerumun.

"Wah daebak!" Jungkook tersenyum puas melihat bagaimana Nana memilih meninggalkan Taehyung dan Lucas.

Jaehyun, Jeno dan Mark menatap Nana dengan aneh. Gadis itu benar-benar diluar dugaan mereka.

"Sekolahan sialan!" Nana menendang tong sampah dan pergi dari sana.

***

Gadis itu duduk di pembatas rooftop dengan kakinya bergelantungan dibawah. Sambil menatap atas dan memejamkan mata. Angin menerpa wajahnya yang sangat cantik.

"Loncat aja kali"

Nana melihat kebelakang, seorang lelaki menatap dirinya.

"Dimana tempat yang tidak kalian datangi sih" Nana berdiri dan ingin pergi dari sana.

Ia melompat dan berjalan menuju pintu namun lelaki itu dengan cepat mencekal pergelangan tangannya.

"Lepas.."

"Tetaplah disini, aku tidak akan menganggumu"

"Huh. Memang aku percaya. Kau saja bagian dari empat badut tadi"

"Hahaha, badut?"

"Ya"

Mark tertawa mendengarnya. Ia menarik Nana untuk berdiri didepannya.

"Aku Mark"

Nana mengangkat alisnya, ia kan tidak tanya nama lelaki itu.

"Tetap disini, disini markas paling aman"

Mark mengandeng Nana untuk duduk dipembatas rooftop kembali.

"Duduklah, aku tidak akan menganggumu" Mark mengangkat tubuh Nana dengan mudah. Lalu ia berusaha naik sendiri.

"Aku hanya duduk, jadi tetaplah disini"

Benar, Mark hanya duduk disamping Nana tanpa menganggu. Gadis itu kembali mengalihkan perhatiannya ke lapangan. Dimana semua siswa siswi sibuk bermain basket atau sepak bola. Ada juga yang bercanda di pinggiran lapangan.

Sepertinya menyenangkan punya teman, pikir Nana.

"Apa kau punya teman?"

Nana menengok kearah Mark. Lelaki itu melihat kearah yang Nana lihat tadi.

"Aku tak pernah punya teman seumuran"

"Pasti karna kau terlalu kejam bukan?"

Mark tersenyum dan menatap gadis disampingnya.

"Aku hanya melindungi diriku"

"Dengan berperilaku seperti itu"

"Hanya itu satu-satunya cara"

Mark mengangguk dan kembali menatap mata indah gadis disampingnya.

Bibir Nana pink berhasil mengalihkan Mark dari mata Nana.

Mark mendekatkan wajahnya ke Nana. Anehnya Nana hanya diam menatap Mark yang semakin dekat dengannya.

Tangan Mark menarik pinggang Nana.

Cup!

Awalnya Mark hanya menempelkan bibirnya namun ia juga memberikan lumatan kecil.

Mata Nana masih melotot melihatnya, sementara Mark terpejam.

"Em.." Nana mendorong dada Mark. Ia mengusap bibir basahnya.

Kali ini Nana tidak marah seperti bersama Jaehyun tadi.

Tanpa berbicara, mereka kembali menikmati semilir angin diatas rooftop. Bahkan mereka tidak canggung.

Mark memejamkan matanya, ia memikirkan bertapa manisnya bibir Nana tadi.

Senyum manis Mark terlihat diwajah tampan itu.

TBC

Anak-anak JJ suka nyosor nih 🥲

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang