Nineteen

1.6K 218 17
                                    

Hoodie hitam dan menutup kepalanya, Nana berjalan sedikit lesu hari ini. Setelah pertengkaran dengan bibinya, semangatnya sedikit menurun.

Tangannya selalu ada disaku. Ia berjalan dengan sangat pelan memasuki gerbang besar sekolahannya.

"Na.." Sunghoon keluar dari mobil hitamnya dan menyapa Nana.

"Baru sampek?"

"Iya. Gak dianter?"

"Aku biasa naik bus"

"Oh.." Sunghoon berjalan bersama Nana menuju kelas mereka. Pemandangan itu berhasil membuat semua siswa JJ terheran. Bagaimana bisa ketua kelas dingin sekaligus perempuan cuek dan kejam itu berjalan bersama?

Hawa dingin keduanya membuat merinding siswa JJ yang memandang mereka.

Srek!

Mark menarik lengan Nana.

"Duh.."

"Selamat pagi" sapa Mark sambil meringis.

"Selamat pagi juga"

"Sunghoon pergilah kekelas dahulu, aku mau bicara dengan Nana"

"Oke" jawab Sunghoon. Ia berjalan sendiri masuk kekelas.

"Ada apa?"

"Gapapa, mau lihat pacar dulu"

"Aish"

"Kalung baru tuh?"

"Iya dari bibi"

"Oh. Udah sarapan?"

"Udah.."

Mark mengeluarkan tangan Nana dari saku hoodie itu. Tapi Nana berusaha menahannya.

"Kenapa?"

"Gapapa"

"Aku mau memberimu ini?"

Mark mengeluarkan cincin cantik itu dari saku jaketnya.

Nana menarik nafasnya dan menghembuskan nafasnya perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana menarik nafasnya dan menghembuskan nafasnya perlahan. Ia mengeluarkan tangannya.

"Astaga Na!" Tangan kanan Nana penuh perban. Bahkan noda darah masih terlihat jelas.

"Hust.."

"Ini kenapa?" Mark memegang telapak tangan yang terluka itu.

"Aku mengenggam kaca tadi malam"

"Huh?" Mungkin Nana baru saja mendapat masalah, tapi ia tak menyangka Nana akan melukai dirinya.

"Kenapa harus melukainya?" Ucap Mark.

"Aku tidak tahu bagaimana mengeluarkan emosi ini Mark"

Mark paham sekarang. Gadis itu tak tahu apa yang harus dilakukan saat emosi didada itu memuncak.

"Pasti sakit"

"Tidak terasa kok"

Mark mengusap lembut tangan Nana. Ia memeluk gadis itu. Sekarang pemandangan ini membuat siswa JJ semakin bingung dengan Nana.

Mereka bahkan menatap sinis Nana.

"It's okay to cry" Mark mengusap belakang kepala Nana dan memeluknya erat.

"Tapi aku gak bisa Mark"

"Pelan-pelan ya" Mark mengecup kepala Nana.

Ia sedikit menjauhkan badannya untuk menatap si cantik itu.

"Nanti kita ketemu ya, sekarang masuk dulu"

"Hmm" Nana mengangguk kecil.

Mark memasangkan cincin itu dijari Nana dahulu.

"Semangat belajar"

"Kamu juga Mark"

Nana masuk sambil melihat kearah jarinya. Cantik!
Kelembutan anak-anak JJ sudah menyentuh hatinya.

Sunghoon berbalik dan menatap Nana yang berjalan ke bangkunya sambil menunduk.

Tangannya meremas buku catatannya saat melihat Mark yang masih berdiri didepan pintu dan menatap Nana dengan tulus.

TBC

Hint demi hint udah keluar ya...
Konfliknya hampir terjadi 😭

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang