Seventy-six

860 128 20
                                    

"Bunny, bolehkah kita bicara sebentar?"

Panggilan itu, suara itu. Nana merasa dunianya kembali pada saat ia bersama dengan lelaki dihadapannya ini.

"Taeyong oppa.." ucap Nana pelan. Hatinya seperti dikacaukan dengan kehadirannya.

"Yes babe?"

"Stop, please.." lirih Nana sambil menunduk. Pertahanannya hancur seketika. Matanya terasa panas dan mengalir begitu saja.

"Bunny?" Taeyong mendekat saat melihat Nana terisak sambil menunduk. Hatinya sakit melihat wanita yang ia cintai selama ini akhirnya kembali menunjukkan sisi lemahnya.

"Ku mohon. Berhentiiiii.." pundak Nana bergetar, ia mengeluarkan semua tangisannya dihadapan lelaki yang pernah ia cintai.

Tak tega melihat Nana terluka. Taeyong merengkuh tubuh itu kembali dalam dekapannya. Rasanya masih sama, Nana orang yang paling ia cintai.

"Sssttt.. jangan menangis bunny"

Nana tak membalas pelukan Taeyong. Ia hanya menangis dan terus menangis. Mengungkapkan rasa sedih, kecewa, bingung dan perasaannya yang masih belum selesai.

Taeyong terus mengusap lembut punggung kecil Nana.

"Na.. apa aku sudah tergantikan?" Tanya Taeyong berbisik ditelinga Nana saat wanita itu sudah sedikit tenang.

Nana tampak berfikir. Ingatan tentang empat Jung kembali terputar. Hatinya sesak ditempatkan pada pilihan yang sulit. Mereka berbeda. Taeyong dan empat Jung memiliki ruang sendiri dihatinya.

"Aku sudah tergantikan mereka ya?" Taeyong tersenyum sedih, ia semakin mendekap erat Nana.

"Huh" lelaki itu menghembuskan nafasnya panjang. "Apa aku harus kehilanganmu lagi?" Tambahnya dengan nada sendu.

Perlahan Nana kembali mengangkat tangannya mencoba membalas pelukan lelaki yang sangat berarti untuk hidupnya ini.

"Maaf, tapi aku...."

Belum sempat Nana menjawab pertanyaan Taeyong, seseorang menariknya menjauhi pria itu.

Buagh!

Satu tonjokkan keras melayang dipipi Taeyong. Membuat lelaki itu sedikit terhuyung kebelakang.

"Jenooo!" Nana menarik lengan Jeno yang ingin menghujami Taeyong dengan pukulannya lagi.

"Jenoo.. udah Jen.."

"Apa? Kenapa? Baru saja Jaehyun menceritakannya? Kau akan pergi bersamanya dan meninggalkan kami huh?! Na..." Jeno mencengkram erat pundak Nana.

Taeyong yang melihatnya langsung menepis tangan Jeno dari Nana, namun Jeno lebih dulu mendorong Taeyong mundur.

"Jen.." lirih Nana menatap Jeno. Mata itu masih basah, kekasihnya menangis? Lalu kenapa Taeyong yang bisa melihatnya menangis? Kenapa bukan Jeno? Jaehyun? Lucas ataupun Mark?

"Ternyata benar. Kita tersingkirkan ya Na?" perlahan cengkraman dipundak Nana mulai melonggar. Mata Jeno berkaca-kaca, ia tak menyangka.

"Jeno.. denger dulu"

"It's okay. Dia menjagamu dengan baik. Kamu pasti juga mencintainya.. lanjutkan" Jeno tersenyum kecut dan melepaskan genggaman Nana pada lengannya. Ia melirik kearah Taeyong dan tersenyum miring.

Jeno berbalik dan menghembuskan nafasnya kasar. Satu tetes airmatanya mengalir. Nana akan meninggalkannya?

Dada Jeno terasa sangat sesak, kepalanya pening. Ia berjalan meninggalkan mereka.

TBC

Nah nah nah ☹️

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang