My Baby

Ninety-two

Jeno terus mengecupi pipi gembil Nana saat kekasihnya sibuk bersiap. Tak perduli dengan gerutuan Nana, ia terus membuntuti Nana yang sibuk kesana kemari.

"Ahjumma, jika tuan muda pulang tolong siapkan mereka air hangat sekaligus aroma terapi yang sudah saya siapkan di kamar mandi masing-masing. Cukup 2 tetes saja sekaligus oilnya juga cukup 2 tetes. Untuk tuan muda Jaehyun, berikan pakaian yang lengan pendek. Untuk tuan Mark tolong atur suhu ac jangan terlalu dingin. Untuk tuan Lucas, tolong berikan celana pendek dan baju tanpa lengan. Sarapan harus sudah siap sebelum jam 7. Tuan Jaehyun berikan kopi tanpa gula sedangkan yang lain kasih sedikit saja gula. Mengerti?"

"Ne, nona Na.."

"Istri idaman memang" Jeno ikut menyela karena ia terkagum dengan Nana yang sudah mempersiapkan semuanya dengan baik.

"Oh ya, ini buku catatan untuk ahjumma jika lupa" Nana memberikan buku kecil yang berisi catatannya tentang Jung.

Ahjumma hanya tersenyum melihat bagaimana Nana memperhatikan semua hal kecil itu. Ternyata anak ini tipe yang perhatiannya tersembunyi.

"Ne, siap nyonya Jung"

"Belum ahjumma.."

"Bentar lagi sih" sela Jeno lagi.

"Makannya ayo cepet nikah"

"Beneran loh sayang? Aku bisa mempersiapkannya besok" Kini ekspresi Nana terlihat terkejut karena jawaban Jeno. Ia kan hanya bercanda tadi.

"Huss.." Nana menatap tajam Jeno sebelum mengambil dompet kecilnya ditas hitam selempangnya.

Nana tersenyum melihat foto empat lelaki tampannya dulu saat masih SMA. Nana sengaja mengambil foto mereka untuk ia simpan. Sampai sekarang Nana masih setia menyimpannya.
'Ah aku akan merindukan kalian' batinnya.

"Ahjumma, ini untuk ahjumma selama 5 hari nanti. Semua keperluan sudah siap, jadi ahjumma gunakan uang ini sebaik mungkin untuk anda dan ahjusshi nanti"

"Banyak sekali nyonya.."

"Bonus dari saya hehe"

"Terima kasih nyonya.."

Nana tersenyum dan menangguk kecil. Ia berputar untuk menatap kekasihnya yang masih setia memeluk dirinya dari belakang.

"Apa? Kan sudah ikut? Kenapa masih manja?"

"Gemes" Jeno malah mengusakkan hidung mancungnya ke hidung Nana.

Mengetahui kegiatan Tuan muda yang mulai manja, ahjumma memilih masuk kembali ke dapur dan membiarkan mereka bermesraan.

Jeno mengecup bibir Nana lembut dengan sedikit lumatan. Nana juga membalasnya, mereka tak perduli jika sebentar lagi mereka harus pergi kebandara.

"Yuk berangkat"

Nana mengangguk dan mengaitkan lengannya ke lengan Jeno. Jeno dengan senang hati menyambutnya.

TBC

Gw tuh tipenya kalo gak rame gak lanjut atau unpublish, nih mending mau update..
Tenang, bakal segera diselesai'in. Takut kalian bosen huhu