Eighty-three

982 119 4
                                    

Kali ini Nana ikut Mark kekantor. Ada beberapa keperluan yang melibatkan Nana. Namun melihat kekasihnya kesulitan berjalan, membuat Mark tertawa kecil.

"Masih sempit banget sih, jadinya kesakitan kan sayang?"

"Husssttttt!" Nana menatap tajam Mark dan membekap mulut kekasihnya.

Ia malu jika pegawai Mark mendengar ini semua.

"Oppa gendong ya sayang?"

"Oppa oppa!"

"Kan emang oppa, Na.. aku lebih tua dari kamu"

"Ya sudah, jadi oppa saja jangan jadi suami"

"Huh... gak asik"

Mark menatap Nana lucu saat wanita itu berusaha berjalan dengan normal namun terlihat menahan sakit.

Mark menaikkan kemeja putihnya.

Setelah itu ia mulai menyusul langkah sang kekasih dan mengangkatnya tiba-tiba.

"Eh.." Nana terkejut saat jas Mark melingkar dipinggangnya dan tubuhnya diangkat.

"Sttt, aku tidak tega membiarkanmu jalan seperti itu"

Nana sendiri hanya bisa mengeratkan pelukan dileher Mark. Ia tak perduli dengan pegawai Mark yang menatap mereka bingung.

Tapi ada juga yang iri dan gemas dengan tingkah sepasang kekasih ini. Mark yang mengunakan celana bahan dan kemeja putih lalu lengannya digulung.

Dan Nana yang mengunakan baju formal namun terlihat sangat seksi.

Hari ini Nana terpaksa memakai turtleneck agar semua tanda di leher dan tubuhnya tidak terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini Nana terpaksa memakai turtleneck agar semua tanda di leher dan tubuhnya tidak terlihat.

"Aku malu"

"Kenapa malu?"

"Semua karyawanmu melihat kita, Mark!" Nana berbisik pada kekasihnya yang sedari tadi hanya tertawa karena wajah Nana memerona.

Dengan jahilnya Mark malah mengecup kening Nana.

"Ish"

Mark terkekeh melihat Nana yang menyembunyikan wajahnya dipepotongan leher Mark karena menahan malu.

Asahi sendiri dibelakang mereka hanya bisa mengusap dahinya. Bosnya kalau sudah bucin memang tidak tahu tempat.

Beberapa security siap menekan tombol lift untuk menyambut Nana dan Mark.

"Terima kasih" ucap Mark pada para security yang membantunya.

"Ne, Tuan"

Semua pegawai Mark memang beruntung, walaupun Mark sangat tegas, dingin dan perfeksionis. Nyatanya lelaki itu tak pernah lupa bilang 'maaf, tolong dan terima kasih'.

Itu sebabnya mereka sangat menghormati Mark.

Yeri yang tak sengaja satu lift dengan Mark, mencoba membantu merapikan jas Mark untuk menutup paha Nana.

"Maaf pak, bu. Saya hanya bantu membenarkan saja"

"Gapapa Yer" ucap Nana dengan senyuman manis.

Mark sendiri hanya memasang muka datar, ia memang tak ramah dengan pegawai wanita hanya untuk menghormati Nananya.

TBC

Markmin dulu yaa 😙

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang