Fourteen 🔞 Nomin

5.4K 284 27
                                    

Jeno dan Nana menikmati pelukan mereka dipinggir pantai. Saling menghirup aroma tubuh masing-masing. Nana memejamkan matanya.

"Na.."

"Hmm"

"Coba pikirkan tawaran kami"

"Sedang ku pikirkan"

"Benarkah?"

"Ya cerewet"

"Hahaha, oke. 1 menit lagi ku tunggu jawabanmu"

"Tidak begitu juga Jeno!"

"Aku tidak sabar Na"

"Ya sudah"

"Eh iya deh, aku tunggu"

Jeno kembali menyembunyikan kepala Nana didadanya. Ia tersenyum bisa sedekat ini dengan gadis yang selama ini dia kejar.

"Jeno.."

"Iya?"

"Bukankah kalian sudah bertanya tentangku ke Jennie eonnie"

"Bagaimana kamu tahu itu?"

"Jennie eonnie tidak akan merahasiakannya"

"Padahal kami sudah membayarnya mahal"

"Haha. Dia tak sesetia itu"

Jeno merasa lega sekaligus bahagia mendengar tawa Nana.

"Lalu kenapa?"

"Ya bukankah kalian harusnya mundur. I'm full of trouble or troublemaker"

"Kami tidak perduli"

Nana merasa hatinya menghangat, baru kali ini ada lelaki yang menerima latar belakangnya.

"Bukan kamu yang bermasalah, tapi keluargamu" ucap Jeno sambil mengusap lembut punggung Nana.

Gadis itu menghembuskan nafasnya perlahan.

***

Jeno membawa Nana kembali kemobil. Udara semakin dingin, ia tak akan membiarkan gadis itu sakit.

"Makan dulu"

"Hmm" Nana memakan burgernya.

Mereka didalam mobil ditemani lagu-lagu dari Playlist Jeno.

"Kamu suka makan?"

"Hmm.. tapi jika makan seperti ini dirumah, mamaku tidak akan diam saja"

"Kenapa?"

"Harus dengan garpu dan pisau"

"Sebegitunya?"

"Dia hanya ingin membuat kita menjadi wanita berkelas"

"Dengan memberikan banyak peraturan"

"Hmm" Nana mengangguk sambil menikmati makanannya. Mumpung jauh dari Boa, ia bisa makan sepuasnya dengan cara seperti orang-orang lainnya.

***

Selesai makan mereka hanya diam didalam mobil.

"Nana?"

"Hmm?"

Jeno menurunkan sandaran kursi pengemudinya hingga posisinya sedikit berbaring.

"Kemarilah"

Jeno menarik Nana dan membuat gadis itu tidur diatas tubuhnya yang bidang. Jeno mengambil satu bantal kecil dan memakainya. Jadi Nana bisa tiduran diatas tubuhnya dengan nyaman.

"Aku tidak membawa selimut, jadi jika tidur seperti ini, kamu tidak akan kedinginan"

Deru nafas Nana tak beraturan, jantungnya berdegup cepat. Bukankah ini terlalu intim? Nana saja bisa merasakan milik Jeno menyentuh dirinya.

Jeno mengunakan jaket besarnya untuk menutup tubuh Nana.

Tatapan mata mereka bertemu. Saling memandang mata satu sama lain.

Tanpa sadar wajah mereka semakin dekat.

Satu kecupan dibibir manis Nana, Jeno berikan. Saling memandang sampai akhirnya Jeno memejamkan matanya. Ia melumat bibir Nana perlahan. Nana juga menutup matanya.

Entah apa yang membuat ciuman lembut itu menjadi semakin menuntut.

Bahkan Jeno sudah melepaskan flanel Nana. Hingga menyisakan baju putih tanpa lengan itu.

Jeno mengecup pundak Nana saat gadis itu menghirup udara.

Tangan Jeno bergeriliya di balik baju Nana.

"Mmmhh" Nana merasakan tangan besar itu mengusap punggungnya dan mengenai langsung kulitnya.

"Jeno-yaaa"

Jeno menghentikan kegiatannya. Ia memandang gadis yang matanya sudah sayu.

"Ayo kita pastikan dahulu sebelum jauh"

Jeno memandang Nana bingung.

"Kamu yakin memilihku? Bukankah katanya jika melakukan ini, itu berarti aku selamanya harus bersamamu?"

"Ya" ucap Jeno sambil mengecup kening gadis itu.

"Itu berarti kamu selamanya milikku? Apapun yang terjadi?"

"Ya" jawab Jeno dengan tegas.

"Bagaimana jika nanti kita terpisah?"

"Aku akan mencarimu. Aku akan menemukanmu. Dan aku akan menjagamu lebih"

"Benarkah?"

"Percayalah Na. Apa yang ku katakan tidak pernah main-main"

Nana mengangguk kecil setelah menatap mata Jeno lebih dalam. Jeno tulus dan sungguh-sungguh.

Gadis itu kembali mengalungkan tangannya ke leher Jeno.

"Be mine" ucap Jeno sebelum kembali mencium Nana lebih dalam.

Suara ciuman mengema didalam mobil mewah itu. Sebentar lagi mobil itu memiliki aroma lain selain aroma segar dari parfum mobil.

Jeno melepaskan hotpans Nana. Ia juga menurunkan celana jeansnya.

Lelaki itu mengecupi leher dan pundak Nana. Sementara Nana hanya memejamkan matanya menahan desahannya.

"Udah basah. Aku masuk ya Na"

Jeno memasukan miliknya dengan posisi Nana dipangkuannya.

"Hmmhhh" Nana merasakan tubuhnya terbelah. Jeno berhasil memasukkan miliknya sempurna dan sangat dalam.

Jeno mengerakan tubuh Nana naik turun, lama-lama Nana ikut bergerak.

"Hahhh"

"Disana ya sayang?"

Jeno semakin menaik turunkan tubuh Nana dengan cepat. Tapi ia merasa ada sesuatu mengalir. Sepertinya darah Nana.

"Hmmhh" mereka mendapatkan pelepasan besama. Nana menyembunyikan wajahnya dipundak Jeno.

"Terima kasih sayang"

Mulai hari ini Na Jaemin milik anak-anak JJ.

***

Jeno tak tega, ia menyelimuti tubuh Nana dengan jaketnya. Sekarang mereka sudah memakai kembali baju mereka.

Jeno terus mengecupi pucuk kepala Nana membiarkan gadis itu tidur diatas tubuhnya.

"Selamat tidur cantik"

Ia bahagia meningat apa yang baru saja mereka lakukan. Apalagi Jeno yang pertama merasakan tubuh Nana dan Having Sex diantara anak-anak JJ lainnya.

TBC

Orang yang gak pernah nyosor tapi langsung menang banyak 😭

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang