Forty-seven

1.3K 148 8
                                    

Dengan langkah anggunnya, Nana melewati para staff yang berada di kantor Mark. Mereka jelas menatap kagum Nana. Wanita itu tampak sangat cantik dan berkelas dengan balutan bahu formal dan seksi.

Siapa sangka bahwa gadis itu kekasih sang direktur utama.

Siapa sangka bahwa gadis itu kekasih sang direktur utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dia siapa? Aneh banget bajunya, terlalu seksi"

"Bu Nana itu"

"Bu Nana?"

"Iya, kekasih direktur utama"

"Pak Mark?!"

"Iyaa.." mendengar penjelasan dari Suhyun, Yeri hanya bisa menutup mulutnya saat Nana melewati mereka.

Aura Nana memang tegas sekali, saat berpapasan  saja mereka memilih menunduk dari Nana.

"Emang pak Mark memang sama bu Nana?"

"Iya, udah lama. Sejak SMA"

"Ahh.. ku kira pak Mark masih sendiri"

"Enggak, dan kamu harus tahu bahwa bu Nana itu kekasih 4 Jung"

"Maksudmu?"

"Semua anak Jung's company itu kekasih bu Nana"

"Gilaaa!!"

"Makannya jangan macam-macam, bisa habis kita"

Yeri mengangguk kecil sambil melihat Nana yang sedang masuk ke lift. Tampilannya saja sangat berkelas. Apalagi tinggi dan parasnya benar-benar sempurna. Pantas saja, ia bisa menjadi kekasih Jung.

Saat lift hampir tertutup, Nana menyeringai kecil sambil menatap tajam kearah Yeri. Perempuan itu merasa merinding melihatnya.

Jangan sampai dirinya berurusan dengan Nana, batin Yeri.

"Babe"

Mark selalu antusias menyambut Nana. Pelukan dan ciuman hangat dikening Nana selalu ia berikan saat melihat kekasihnya datang padanya.

"Ada apa?"

"Sebenarnya ada meeting, cuma biarkan sekertaris kita saja yang datang"

"Jangan begitu"

"Tsk! Gapapa, aku juga rindu kamu babe"

Mark bahkan tak pernah melepaskan pelukannya pada Nana, ia tak perduli saat sekertaris mereka hanya berdiri cangung melihat bagaimana Mark si direktur dingin berubah jadi manja pada Nana.

"Kalian dengar kan? Bicarakan materi yang sudah disiapka. Dan satu lagi.. tetap berpegang pada prinsip utama" ucap Nana yang berbalik menatap dua sekertaris mereka Heesung dan Asahi.

"Ne.."

Mark takjub dengan keputusan Nana ini, ia tak pernah melepaskan prinsip perusahaan demi menyusun kerja sama.

"Asahi?"

"Ne?"

"Nyalakan don't distrub dipintu"

"Baik pak"

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang