Sixteen

2K 223 20
                                    

Disore hari yang tenang menuju senja. Seorang perempuan berlari sendirian sambil mendengarkan musik.

"Bukankah terlalu dingin mengunakan itu?"

Seorang lelaki memeluk erat tubuh Nana itu saat ia berhenti untuk istirahat.

Nana bisa merasakan lengan besar itu milik siapa.

"Apakah rumah kita dekat? Kenapa kalian ada dimana-mana huh" Nana membalik tubuhnya.

Lelaki berlesung pipi itu tersenyum manis memperlihatkan karya Tuhan yang indah pada wajah tampannya.

Jaehyun enggan melepas lengannya dipinggang Nana.

Nana mendongak menatap lelaki tampan itu.

"Rumah JJ ada diujung sana"

"Pantas" Nana berdecak kesal. Ia serasa diawasi, ternayata anak-anak JJ memiliki rumah yang dekat dengannya.

 Ia serasa diawasi, ternayata anak-anak JJ memiliki rumah yang dekat dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini terlalu pendek" Jaehyun menurunkan kaos tanpa lengan itu.

"Aku jogging, bukan mengoda orang"

"Tapi kamu mengodaku"

"Bukankah hormonmu yang terlalu tinggi?"

"Iya juga sih, hormonku meningkat hanya saat melihatmu"

"Mesum!" Nana mengerucutkan bibirnya.

Sementara Jaehyun dari tadi tersenyum. Ia mengunakan jaket lari dan celana jogger. Tampak sangat tampan. Untung saja topi itu menutupi wajahnya, jadi tak ada gadis lain yang bisa melihat ketampanan Jaehyun.

"Mau olahraga bersama?"

"Disini?"

"Dikamar sih"

"Mulai"

"Lagian Jeno udah dapet aja, aku belum"

"Jeno mengungkapkan perasaannya"

"Apa aku perlu mengungkapkan perasaanku?"

"Terserah kamu lah"

"Oke" Jaehyun menarik dagu Nana.

Ia mencium bibir manis itu. Jaehyun memejamkan matanya dan tangan satunya memeluk erat pinggang Nana.

Lumatan demi lumatan Jaehyun berikan.

Nana ikut memejamkan matanya. Ah perasaan aneh ini lagi. Sama saat ia berciuman penuh gairah tadi malam bersama Jeno.

Tangan Jaehyun mengusap lembut punggung Nana. Yang satunya juga mengusap pipi gembul itu.

Saling bertukar saliva tanpa berpikir mereka masih berada dipinggir jalan.

Jaehyun mengusap bibir basah itu dengan ibu jarinya.

"Bagaimana? Apakah kamu sudah merasakan seberapa cintaku?"

Nana memukul dada Jaehyun.

"Kenapa selalu menciumku sialan"

"Karena bibirmu terlalu manis, dan menjadi canduku" bisik Jaehyun ditelinga Nana.

Nana merona namun ia sembunyikan wajahnya didada Jaehyun.

"Lihatlah, wanita kejam kita mulai luluh"

"Sialan"

"Hahaha.."

Jaehyun memeluk erat tubuh Nana.

"Jeno sudah mengatakannya bukan?"

"Tentang?"

"Kamu milik kami selamanya?"

"Hmm"

"Kamu menerimanya?"

"Ya"

"Kenapa?"

"Semenjak kalian ada, aku tak ragu menunjukkan perasaanku"

"Jadi kita berhasil?"

"Untuk?"

"Membuatmu kembali bahagia dan menjadi sandaranmu?"

"Entah"

"Percaya pada kami, jika salah satu dari kami mengingkari janji, ayah kami akan membunuh kami"

"Bagaimana jika perasaan kalian berubah dan kalian terpaksa bertahan?" Nana mendongak menatap Jaehyun yang masih memeluknya.

"Tidak akan ada yang berubah selama kamu bersama kami" Jaehyun menunduk dan tersenyum kepada orang yang ia cintai ini.

Nana menatap mata itu, benar-benar tulus. Nana memutus kontak mata dan mendusalkan kepalanya didada Jaehyun.

Kali ini. Ia membalas pelukan Jaehyun.

TBC

Gak tau aja rumahnya ada kamera pengintai dari anak-anak JJ, Nana mau kemana aja juga bakal ketemu tuh cowok-cowok :))
Posesip

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang