My Baby

Forty-eight

Dari pada Mark menerkam sang kekasih dikantornya lebih baik ia membawa Nana pulang. Lengan Mark mengalung indah di pingang Nana. Mereka menjadi pusat perhatian para karyawan diperusahaan Mark. Ada juga yang menatap kagum Nana karena wanita ini sangat cantik.

Yeri sebenarnya juga menyukai Mark. Tapi ia tahu diri, jika saingannya Nana lebih baik ia memendam perasaannya. Apalagi sejauh ini Mark tak pernah ramah dengan pegawai wanitanya. Ia enggan menatap mereka yang selalu berusaha mencari perhatian kepada Mark.

Jadi inilah alasan Mark tak mau memperdulikan pegawai wanita.

Na Jaemin.

Terlalu sempurna, Mark enggan berpaling darinya.

"Soobin. Bantu Heesung, dan kabari semua Jung bahwa hari ini Mark dan aku pulang awal"

"Ah ne. Bu Nana dan pak Mark hati-hati"

"Ne. Terima kasih"

Mark hanya diam saat Soobin berbicara dengan Nana. Sebenarnya JJ jelas cemburu karena sekertaris dan asisten Nana itu laki-laki. Tapi mereka tak bisa memecat sembarangan.

"Soobin dan Heesung kan kalian yang pilihkan, kenapa mukanya cemberut Mark?"

"Mereka jauh memiliki banyak waktu bersamamu"

"Iya dong, kan mereka berkerja denganku"

"Aish"

"Udah yuk pulang. Kita belanja dan makan yang enak"

"Kamu mau masak sendiri sayang?"

"Iya dong, untuk kekasihku yang super sibuk. Aku akan memasak hari ini"

Mark tersenyum senang. Tepat saat lift terbuka, Mark mencium kening Nana dengan sangat lembut. Membuat semua pegawai yang ingin masuk ke lift jadi salah tingkah melihatnya.

Salah satu pegawai buru-buru memencet tombol agar lift itu terbuka kembali untuk direktur utama dan kekasihnya.

"Silahkan pak"

Mereka memberi jalan Nana dan Mark untuk keluar dahulu.

"Aku iri!" Ucap para pegawai perempuan.

"Pak Mark sangat mencintai bu Nana"

"Siapa yang tak mencintai bu Nana? Lihatlah, dia terlalu sempurna untuk disakiti"

Mereka setuju kali ini. Nana memang definisi sempurna tapi mereka juga tidak tahu bahwa mental Nana pernah sangat hancur.

TBC

Uhuy, Markmin nich