Twenty

1.5K 201 8
                                    

"Ah.." Nana mengambil buku ditasnya.

Dia berjalan kedepan ketempat Sunghoon duduk. Lelaki itu sibuk mencatat kesana kemari. Nana sedikit mengeleng kecil melihat catatan itu.

Orang paling pinter dikelasnya itu memang sangat rajin.

"Hemm.. terima kasih" Nana menyodorkan buku catatan Sunghoon yang ia pinjam.

"Tanganmu kenapa?"

"Terluka"

"Gak bisa nyatet lagi?"

"Menurut anda"

"Aku pinjami nanti, terserah mau kamu foto atau dicopy"

"Okay" Nana menaikkan alisnya. Siapa yang tidak mau menerima catatan dari orang paling pintar dikelas.

Saat Nana mau beranjak dari sana seorang temannya mengatainya.

"Tadi bermesraan dengan JJ sekarang sama Sunghoon, berapa hargamu permalam?" Ucap seorang lelaki disana. Namun setelah itu beberapa gadis dikelasnya juga ikut tertawa dan memandang Nana remeh.

"Huh.. apa lagi ini" ucap Nana perlahan.

Sunghoon sudah menatap mereka dengan sangat tajam.

"Sudah ku bilang, perusahaanmu kau jual pun tak mampu membayarku" ucap Nana sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

Ia tersenyum sinis pada mereka.

"Ah tapi kau tidak punya perusahaan kan? Ayahmu hanya pegawai kan?" Nana menambahinya dengan nada yang sangat percaya diri.

"Sialan!"

"Kau jalang! Kenapa kau bangga?! Apa yang kau banggakan?!" Seorang perempuan membantu lelaki itu, nampaknya ia kekasihnya.

Sunghoon berdiri namun Nana memberi kode untuk tidak ikut dalam perbincangan itu.

"Ah, kau pasti iri kan? Aku bisa mendapatkan lelaki idaman kalian? Bukankah JJ idamanmu juga? Berapa banyak pesan kau kirim pada mereka? Berapa banyak foto telanjangmu yang kau kirim untuk mengoda mereka?" Nana mengucapkannya dengan sangat santai.

Sialnya, mereka yang menyerangnya dulu merasa itu semua benar. Padahal Nana hanya mengarangnya.

"Kenapa diam?"

"Kau?!! Tidak ada yang bisa kau banggakan Na?!!"

"Ada? Lihat dirimu, bukankah kau perlu mendongak untuk berbicara kepadaku? Dan lihat, aku lebih cantik darimu?" Ucap Nana mengusap dagu gadis itu.

Lelakinya hanya bisa diam. Kali ini ia setuju bahwa Nana memang cantik dan tinggi.

"Oh ya satu lagi, mau Sunghoon atau anak-anak JJ yang bersamaku, bukankah itu tak ada urusannya denganmu? Aku tahu aku cantik, tapi ini sangat merepotkan bagiku karena mereka mengejarku bukan kamu. Penyakit hatimu, akan melukai dirimu sendiri" tambah Nana sambil menepuk pundaknya.

Ia mengedipkan matanya dan tersenyum pada Sunghoon yang menatapnya. Sunghoon juga tersenyum bangga pada Nana.

Ia berjalan kembali ke bangkunya dengan kaki disilang dan tersenyum sinis.

Perkataan Nana selalu membungkam mulut mereka yang jahat. Iya, karena Nana jauh lebih kejam.

Jennie pasti bangga dengan adiknya itu.

***

"Wah daebak! Mulut Nana memang menakutkan"

"Bahkan pasangan tadi diam dengan banyak fakta yang Nana lontarkan"

"Pantas saja dia disukai banyak orang"

"Bukankah karakternya terlalu kuat untuk lelaki"

Hampir seluruh isi kantin itu membicarakan Nana yang selalu berhasil membungkam. Beberapa ada yang mengaggumi cara Nana membalas perkataan kejam itu.

Bahkan dua pembully disekolahan yang sangat terkenal, sudah dibungkam Nana.

Ada pula yang menjadi pengemar Nana karena gadis itu memiliki aura yang kuat dan sulit di tembus.

JJ bangga mendengar perkataan siswa-siswa di kafetaria itu.

Kekasih mereka memang sangat mengagumkan.

***

Nana berjalan bersama Sunghoon dan mengantri makanan mereka. Nana yang berdiri didepan Sunghoon menjadi perhatian orang-orang karena Sunghoon memegang pundak perempuan itu.

"Mereka nampak dekat walaupun jarang berbicara"

"Bicaranya saja irit"

Ucap dua siswi dibelakang Sunghoon.

Tak tahu saja, ada delapan mata menatap Nana dan Sunghoon tajam.

"Ketua kelas itu" ucap Lucas sambil menusuk daging di tempat makannya.

"Unik si, dingin dan dingin berteman?" Mark menatap itu dengan penasaran.

Sementara Jaehyun malah mengamati tangan Nana yang terluka.

"Aku tidak menyangka Sunghoon bisa berteman dengan Nana".

Nana yang sedang melihat sekeliling untuk duduk nanti, terkejut melihat empat lelaki yang duduk dipojok dan menatapnya kesal.

"Aishh.." Nana mendengus kesal melihatnya.

"Na" Sunghoon mendorong pundak Nana karena antriannya sudah berjalan lagi.

Tangan Sunghoon juga masih bertengger dipundak Nana.

TBC

Es batu sama es batu temenan? Jadi apa nich 😶

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang