Eighty-four

1K 125 5
                                    

Sedari tadi Nana hanya memilih membaca beberapa dokumen Mark yang ada dimejanya. Sementara kekasihnya sedang sibuk rapat bersama Jeno.

Nana sendiri menjadi tahanan diruangan Mark karena yang ditemui dua Jung itu Taeyong dan Johnny.

"Haruto.."

"Ne?"

"Apa hubungannya perusahaan tuan Lee dengan Jeno dan Mark?"

"Saya juga tidak tahu apa hubungannya dengan pak Jeno, yang saya tahu mereka hanya kerja sama dengan tuan Jaehyun dan tuan Mark"

Nana tampak berfikir. Ia memainkan jemarinya dimeja Mark.

"Terus kenapa Jeno ikut kemari?"

"Pak Mark tadi yang menelfon bu"

"Oke" Nana memutar kursi kerja Mark menatap gedung tinggi disebrangnya. Ia tahu kok, Mark dan Jeno tak ingin Nana bertemu dengan Taeyong lagi.

"Aku ingin jalan keluar" ucap Nana pelan melihat keramaian jalanan.

"Bu Nana mau?"

"Hmm.."

"Saya temani. Kata pak Jeno, yang penting ada yang menemani jadi bu Nana bisa pergi keluar"

"Benarkah?"

"Ne" Haruto sudah berdiri menunggu Nana yang antusias. Wanita itu merapikan rambut panjangnya dan berjalan dengan langkah riang. Di ikuti Haruto yang sedang mengabari Mark dan Jeno.

"Tuan, saya membawa bu Nana jalan-jalan keluar. Saya akan menjaganya sehingga pak Taeyong tidak bisa menemuinya" pesan Haruto yang dikirim di grup sebelum keluar ruangan dengan Nana.

Mereka sengaja membuat grup bersama antara sekertaris, asisten dan Jung. Dan itu hanya untuk Nana, tidak untuk urusan pekerjaan.

"Jake akan menemui kalian, kirim lokasi" balasan dari Jaehyun yang mengutus Jake untuk ikut Haruto dan Nana.

Haruto menyalakan lokasinya agar bisa dilacak oleh Jake. Sebegitunya mereka menjaga Nana.

Jung hanya tak ingin kejadian kemarin terulang kembali. Tak boleh. Hanya Jung saja yang bisa memiliki Nana.

Pantas mereka menjagamu, Nana memang sangat sempurna. Batin Haruto yang melihat bagaimana Nana ikut membungkuk saat para staf menyambutnya.

"Yeri..." Nana menghampiri Yeri yang membungkuk padanya.

"Ne?"

"Ini untukmu" Nana mengeluarkan coklat didalam tas selempangnya.

Hanya tanda terima kasih karena Yeri diam-diam selalu memperhatikannya.

"Terima kasih bu Nana"

"Hmm. Nikmatilah"

Beberapa staff iri dengan Yeri. Baru kali ini Nana memberikan sesuatu secara langsung.  Biasanya ia hanya memesankan dan membiarkan mereka mengambil sendiri.

Yeri merasa sangat senang menerima coklat dari Nana. Ia sampai memeluk Suhyun dan memamerkan coklat mahal itu.

Haruto dengan sigap menekankan tombol lift dan membiarkan Nana masuk terlebih dahulu.

TBC

Eh kelupaan satu part lagi :(

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang