Tangannya digenggam erat apalagi kelembutan Jeno membuat pipi Nana sedikit merona. Namun Nana berusaha menetralkan perasaannya.
"Ehem" Nana berdehem saat Jeno melihat kearahnya.
Jeno tersenyum melihat pipi Nana yang merona, ia mengalihkan pandangannya agar gadis itu tidak bertambah malu.
"Disana" Jeno menunjuk kearah bawah pohon.
Nana mengangguk kecil dan mengikuti langkah Jeno. Mereka duduk dibawah pohon, Jeno bersandar sementara Nana hanya duduk sambil memeluk kakinya.
"Kamuhebat"
"Mmm?" Nana mengangkat alisnya dan memandang Jeno penuh tanya.
"Ya kamu hebat, kamu selalu menghajar mereka yang merendahkanmu. Kamu juga tidak takut sama sekali" ucap Jeno sambil memandang ke lapang rumput itu.
Sementara Nana hanya memandang Jeno. Dimana letak hebatnya? Bukankah ia terlihat seperti preman? Atau gadis liar?
"Dan yang dikatakan Jaehyun itu benar, kenapa kamu tidak terkendali ketika menghajar mereka tadi? Biasanya kamu akan berhenti sendiri"
"Mereka menyebut ibuku. Aku benci"
"Maksudmu?"
"Aku benci mereka menyebut ibuku"
Jeno mengerutkan dahinya, apa maksud Nana?
"Aku dijual orang tuaku, itu saja yang perlu kamu tahu. Yang lain tidak perlu"
Sekarang Jeno paham apa yang dimaksud Nana. Gadis itu membenci ayah dan ibunya tapi ia masih ingin membela ibunya.
Jeno menghembuskan nafasnya perlahan.
Ia tepuk-tepuk pundak Nana. Berusaha menenangkan pikiran gadis cantik itu.
"Tidak apa-apa.. aku tak selemah itu" ucap Nana merasakan pundaknya ditepuk pelan.
"Bagaimana jika aku memelukmu?"
"Aish! Sialan.. sama saja seperti saudara-saudaramu!"
Jeno tersenyum dan memeluk Nana dari belakang. Ia juga menarik tubuh Nana hingga dekat dengannya. Nana duduk diantara kaki Jeno.
"Bukankah seperti ini membuat hatimu nyaman?"
Nana enggan menjawab, hatinya bergemuruh sendiri.
"Kamu pasti lelah sendirian kan?"
"Sekarang ada aku" Jeno kembali mendudukan Nana disampingnya. Mudah untuk Jeno mengangkat tubuh itu.
Nana hanya diam saja sejak tadi.
Jeno menarik dagu Nana dan mencoba melihat wajah cantiknya yang penuh memar.
Jeno mengeluarkan plester di saku baju seragamnya. Ia tempelkan pada dahi Nana yang kembali terluka. Lelaki itu juga mengambil sapu tangan dan membersihkan bibir Nana yang berdarah.
Tatapan lembut Jeno berikan untuk Nana, berharap kelembutannya mampu menyentuh hati gadis ini.
"Kenapa kalian selalu datang ke Bar?"
"Ada tujuan penting kami kesana setiap hari"
"Untuk?"
"Menjagamu dari laki-laki lain"
"Omong kosong!"
"Benar, kami tak pernah menghabiskan waktu untuk hal-hal tak berguna semacam itu sebelumnya"
"Maksudmu?"
"Dari kelas 1, kami sudah mengurus perusahaan orang tua kami. Jadi sebulan ini, kami benar-benar melakukan hal tak berguna namun demi orang yang berharga untuk kami. Kami rela melakukannya"
Nana menundukkan pandangannya, ia masih tak menyangka dengan perkataan Jeno. Ini bercanda kan? Bukankah mereka juga termasuk berandalan disekolahan karena sering bertengkar dengan anak-anak lainnya?
"Apa yang kamu pikirkan hmm?" Tanya Jeno saat melihat Nana nampak sangat berpikir.
Nana hanya menggeleng kecil. Ia masih mencerna informasi itu.
Jeno tersenyum, Nana tak sengaja melihatnya. Senyuman Jeno membuat dada Nana berdebar.
Nana ikut bersandar saat Jeno selesai mengusap darah dibibir Nana.
"Kenapa orang-orang begitu kejam?"
"Hingga membuatmu jadi kejam juga?"
Nana mengangguk. Baru kali ini ada seseorang yang bisa ia ajak bicara.
"Karna tuntutan kehidupan yang mengubah mereka" Jeno menarik kepala Nana untuk bersandar padanya.
"Tapi aku percaya didalam dirimu sebenarnya malaikat, hanya saja luarnya seperti.."
"Seperti malaikat maut?"
"Ya. Benar sekali hahaha"
"Aish" Nana cemberut, baru kali ini ada orang yang mengajaknya bercanda.
Tanpa sadar senyuman kecil Nana muncul. Jeno juga lucu.
***
Mark melihat Jeno bersama Nana, ia memilih untuk pergi dahulu. Membiarkan dua orang itu bersama.
"Jeno ada urusan, kita duluan saja" ucap Mark membuat Jaehyun dan Lucas segera masuk ke mobil dan meninggalkan sekolahan.
Jeno sendiri berjalan bersama Nana saat sekolahan sudah sepi. Mereka benar-benar membolos. Jeno mengantarkan Nana mengambil tasnya.
Saat Nana masuk kelas dan mengambil tas, Jeno mendapat pesan dari Mark.
Senyuman kecil terlihat diwajah Jeno setelah melihat isi pesan Mark.
"Udah?"
Nana mengangguk kecil.
"Yuk pulang" Jeno kembali mengenggam erat tangan Nana.
***
Mereka berjalan kearah halte bus terdekat dengan Jeno yang masih mengenggam Nana. Jas Nana ia masukan ke tas, Nana memakai jaket hitam besar milik Jeno. Sementara lelaki itu hanya memakai seragam sekolah sambil lengannya digulung seperempat.
Otot tangannya tampak sangat jelas.
Entah kenapa Nana juga nyaman saja bersama Jeno.
Duagh!
Seseorang memukul setir mobilnya melihat Nana bersama Jeno.
"Bagaimana bisa Jeno mengenggammu?"
"Argh!!"
Lelaki itu memandang Nana dan Jeno dari sebrang. Dia ada didalam mobil hitamnya.
TBC
Gimana udah bisa nebak? 🤣

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby
Storie brevi2jae/nomin/markmin/lujaem GS‼️ Kehidupan yang telah mengubahnya menjadi gadis kejam lalu bertemu empat lelaki yang berhasil menyembuhkan dirinya. GS!🔞 Jaemin harem *2jae *Nomin *Markmin *LuJaem Started : 12/03/2022 Ended : 29/05/2022