Twenty-nine

1.6K 195 15
                                    

Nana pulang bersama Jaehyun, dia harus berganti dan menyiapkan baju untuk sekolah besok.

Jaehyun juga tidak meninggalkan Nana, ia memilih untuk menemani kekasihnya dirumah besar itu.

Seperti yang didengar para pelayan Kwon Boa, mereka berdua tampak saling tertawa bahagia didalam kamar. Entah apa yang mereka lakukan, tapi bagi para pelayan ini adalah suara tawa Nana pertama kali yang mereka dengar.

"Hahaha, kamu benar melakukannya?"

"Iya.. bahkan aku sangat kecewa dengan monyet itu. Mereka benar-benar tidak tahu terima kasih"

"Yak! Kalo ini, kamu yang aneh! Hahaha"

"Aku tidak salah Na.."

"Yayaya, orang tuamu yang tidak memberi pengertian padamu" Nana tertawa sambil menatap mata indah Jaehyun yang juga tertawa kecil.

Saling memandang dan mengagumi, perlahan tawa mereka mereda menjadi senyum manis dan tatapan penuh cinta.

"Kemarilah" Jaehyun membuka tangannya, ia menyambut Nana dalam pelukannya.

Nana yang tertidur disisi dan sedikit berjarak dengan Jaehyun akhirnya mereka saling mendekat.

Jaehyun membawanya kedalam pelukan hangat.

"Aku senang mendengarmu tertawa"

Nana memejamkan matanya dan merasakan bertapa nyamannya bisa memeluk seseorang yang ia anggap sebagai sandarannya.

"Terima kasih"

"Untuk apa?"

"Membuatku tertawa"

Jaehyun mengusap lembut rambut Nana. Ia juga mengecupi pucuk kepala Nana.

"Melihat tawamu dan senyummu itu termasuk keinginanku Na"

Jaehyun menepuk-nepuk punggung Nana lembut.

"Pertama kali aku melihatmu didepan sekolah, kamu adalah gadis arogan pertama yang berani melewati kita sambil tersenyum sinis dan tepuk tangan. Padahal disitu, kita lagi menghajar anak yang bermasalah. Ku kira kamu sama dengan yang lain. Tapi ternyata tidak, kamu sangat berbeda"

Nana memejamkan matanya sambil merasakan degup jantung Jaehyun.

"Bagiku.. kamu satu-satunya perempuan yang membuat kami takhluk. Jangan menderita sendiri, bagilah apapun itu bersama kami"

Jaehyun kembali mengecup kening Nana lama sekali. Kaki Nana dan Jaehyun juga saling bertumpukkan.

Nana merasa perasaannya menghangat. Beginikah rasanya disayangi sekaligus dilindungi?

Nana baru merasakannya.

"Bagaimana bisa kalian menyayangiku sampai begini?"

"Maksud kamu?"

"Bukankah aku sudah diperkosa Jungkook"

Tubuh Jaehyun menegang, bagaimana Nana tahu tentang ini?

"Tidak, lupakan saja"

"Aku tidak bodoh, aku tahu bekas-bekas ditubuhku itu awalnya karna Jungkook dan sekarang ditutup Mark"

"Aku bisa lakukan apapun untuk menghilangkan itu Na.."

"Tidak perlu"

Jaehyun semakin mendekap erat Nana. Ia takut jika Nana akan pergi. Dia mungkin tampak menerima keadaan tapi Nana juga termasuk gadis yang nekat.

"Jangan berfikir macam-macam, jangan lakukan aneh-aneh"

"Hmm" Nana tersenyum sendu didalam pelukan Jaehyun.

Entah, Jaehyun semakin mengeratkan pelukkannya. Berharap tak akan terjadi apa-apa pada orang yang ia cintai ini.

TBC
Perasaan lebih spesialnya - Jeno
Perasaan nyamannya - Jaehyun
Perasaan bahagianya - Mark
Perasaan merasa terlindunginya - Lucas

Bagi satu sabilah Na..

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang