Thirty-six

1.2K 171 3
                                    

Hari itu Nana mulai kecewa dengan kehidupannya. Ia merasa semua tak adil untuk dirinya, hingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Hanya saja takdir masih menginginkannya bertahan. Sunghoon bagaikan malaikat Nana yang selalu menjaganya bahkan saat Nana tak baik-baik saja, ia merasakannya.

Kejadian itu membuat Nana semakin merasa bahwa sepertinya ia harus melalui semua itu. Pelukan dan tangisan Jaehyun membuat ia tersadar bahwa ada yang menginginkannya untuk bertahan.

"Mama akan kembali lagi besok" ucap Boa sambil mengecup kening Nana.

Gadis itu hanya diam tak merespon. Ia masih sangat kecewa. Hanya anggukan kecil terlihat.

Boa merasa sesak didadanya semakin terasa, melihat bagaimana Nana mengacuhkannya.

"Nana-ya.. kau harus sopan dengan ibumu" Yea-ji mencoba menasihati keponakannya itu.

"Mama hati-hati" ucap Nana dengan nada pelan.

Boa tersenyum pilu melihatnya. Hanya Yea-ji yang bisa menasihatinya?

Yea-ji menghabiskan waktu disana lumayan lama, ia menyuapi Nana sambil menunggu teman-teman lelaki Nana datang kembali.

"Bibi tahu kamu kecewa. Hanya saja, dia tetap ibu yang berusaha tetap bertanggung jawab Na.."

"Mungkin ia memang seperti dingin dan tak perduli padamu, tapi percayalah. Ia selalu mengawasimu. Sikapnya memang sedingin itu, bukankah sama sepertimu?"

Nana menoleh kearah Yea-ji yang duduk disisi ranjangnya sambil mengusap lembut kepala Nana.

"Kalian sama, tak bisa mengungkapkan perasaan kalian" tambah Yea-ji.

"Jadi apakah aku harus baik pada orang yang membuangku?"

"Dia sudah menyesal Na.. nyatanya semua perusahaannya dialihkan padamu dan Jennie"

Tok tok tok!

Yea-ji beranjak untuk membuka siapa yang datang kali ini.

"Permisi, saya wali kelas Nana. Kim Jisoo"

"Ah ne.. masuk saja. Kebetulan saya sudah selesai"

"Bibi pulang ya Na.." Yea-ji mengambil tasnya dan meninggalkan Nana dan Jisoo.

Jisoo mendekati siswi kelasnya itu. Ia menatap sendu Nana.

"Bagaimana keadaanmu sayang?" Tatapan mata lembut milik Jisoo membuat hati Nana tenang.

"Baik bu"

"Ibu tak akan bertanya apa alasanmu melakukannya. Tapi pergilah ke ibu jika kamu benar-benar lelah Na. Ibu dengan senang hati menyambutmu"

Hati Nana berdesir. Bukankah Jisoo lebih pantas jadi ibunya? Hati yang baik dan sangat hangat. Nana menyukai sosok Jisoo.

"Nana mau makan apel" Jisoo berusaha membuat Nana sedikit nyaman dengan keberadaannya. Ia mencoba mengalihkan perhatiannya.

Nana tersenyum kecil dan mengangguk.

"Ibu cucikan dan kupas dulu ya"

Nana memandang bagaimana Jisoo sedang merawatnya. Ia juga membantu Nana membersihkan diri dan menganti pakaiannya.

Tak lupa ia juga memastikan Nana makan dan minum obat.

Hati Nana tenang rasanya, baru kali ini ia merasakan kasih sayang dari seorang wanita dewasa. Jennie memang perhatian, tapi kelembutan Jisoo membuat Nana merasa sangat nyaman bersamanya.

Dibalik pintu, seorang wanita dewasa memandang mereka dengan tatapan cemburu. Jisoo mampu membuat Nana tersenyum bahagia.

Apalagi posisi Nana yang bersandar dibahu Jisoo dengan tangan wanita itu yang mengusap lembut kepala Nana. Mereka sedang membaca beberapa buku sambil bersandar pada headboard ranjang.

TBC

Jisoo tu sayang sama Nana, bahkan dia pengen adopsi Nana huhu

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang