Chapter 5: Like a Nightmare

9.7K 839 13
                                    

Sebuah ruangan dengan interior mewah tapi klasik terkena sinar bulan purnama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah ruangan dengan interior mewah tapi klasik terkena sinar bulan purnama. Cahaya lampu beradu dengan cahaya bulan purnama yang masuk ke dalam ruangan itu.

Seorang gadis cantik terbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur. Wajahnya begitu damai dan tenang.

Perlahan tapi pasti kelopak mata yang memiliki bulu lentik itu terbuka. Menunjukan iris berwarna coklat cerah yang menawan. Tangannya terangkan memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Aku dimana?" tanya Iris pada diri sendiri. Tidak ada siapapun di ruangan itu kecuali dirinya.

Ingatan sebelum dirinya berada di ruangan asing itu memasuki pikiran Iris. Ingatan berakhir ketika dirinya menutup mata, menunggu ajal menjemputnya.

Iris menegakkan tubuhnya yang tidak terasa sakit sama sekali. Hanya sedikit lemas! Mungkin itu efek karena aku baru saja di obati pikir Iris.

Tunggu! Jika Iris masih bisa membuka mata dan bernafas. Berarti dirinya tidak jadi mati! Ada seseorang yang menyelamatkannya dan memberikan pengobatan.

"Tuhan terimakasih!" Iris bersujud beberapa kali di atas tempat tidur besar itu. Terlihat jelas ekspresi haru dan senang terlukis di wajah Iris.

Gadis itu tentu saja merasa sangat senang karena masih diizinkan menikmati hidup. Ya, meskipun dia sadar dosanya tidak sedikit.

Telinga Iris mendengar suara pintu dibuka. Gadis itu lantas memasang posisi siaga. Tidak bisa menjamin jika yang menolongnya ini ada orang baik. Jadi untuk berjaga-jaga dirinya harus tetap waspada.

Seorang wanita paruh baya dengan dua orang wanita muda di belakangnya terbelalak kaget melihat Iris. "Astaga! Anda sudah sadar Queen." Wanita itu berseru senang dan mendekati Iris. Mengabaikan tatapan heran gadis itu.

"Cepat beritahukan pada king mengenai hal ini!" titah wanita itu pada dua wanita di belakangnya yang ternyata adalah maid.

"Queen, apa anda membutuhkan sesuatu?" tanya wanita paruh baya itu yang merupakan seorang kepala maid bernama Diya.

"Queen?" bingung Iris. Kemudian Gadis itu menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"

Mendapatkan balasan anggukan kepala dari wanita paruh baya itu, Iris lantas menyemburkan tawa. "Ahaha... Jangan bercanda! Ini bukan drama kerajaan kau tahu."

Diya tidak tersinggung sama sekali, wanita paruh baya itu malah tersenyum. "Anda benar-benar seorang ratu, Queen. Ratu kerjaan Blood Escape."

Tawa Iris berhenti melihat ada serius dari perkataan Diya. Mata gadis itu menajam ketika menyadari jika tempat yang sekarang di singgahinya ini memiliki aura yang berbeda.

"Kalian vampir?"

Diya sedikit tertegun ketika melihat aura kepemimpinan yang menguar di tubuh Iris. Wanita paruh baya itu sedikit menundukkan kepalanya. "Ini adalah kerajaan vampir terbesar di benua ini, Queen."

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang