S2 Chapter 17: Murder Action

3.7K 368 21
                                    

Untuk saat ini tidak ada hukuman yang pasti untuk Mia dan Rosella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk saat ini tidak ada hukuman yang pasti untuk Mia dan Rosella. Kedua wanita itu masih terkurung di penjara yang paling kumuh. Afen dan Robert sempat melakukan pembelaan untuk kedua istri mereka.

Tetapi bukti yang kuat, membuat mereka tidak mempunyai pilihan. Apalagi jika kedua pria itu terus saja melakukan pembelaan, padahal istri mereka sudah terbukti bersalah. Maka, mereka pun akan dimasukkan ke dalam penjara karena membela penghianat kerajaan.

Hansen curiga jika kedua tetua itu sebenarnya terlibat dalam masalah ini. Tetapi untuk saat ini, pria itu tidak akan bergerak. Dia ingin melihat sampai mana kedua bawaannya itu akan bertindak.

Iris belum mengatakan kepada Hansen jika kedua tetua itu sempat mengirim orang untuk membunuhnya. Karena Iris ingin Hansen tahu sendiri jika mereka hanya parasit bagi kerajaan.

Suara pintu diketuk membuat Iris mengalihkan pandangannya. Wanita itu sedang menata rambut dibantu oleh Ari. "Masuk!"

"Ada perlu apa kalian kemari?" tanya Ari bingung melihat dua orang warrior yang masuk. Sungguh berani sekali mereka, padahal ini adalah kamar Queen dan King pikirnya heran.

Kedua warrior itu hanya diam. Lalu salah satu dari mereka mengkunci mengunci pintu kamar dari dalam. Sontak Ari memasang tubuhnya untuk melindungi Iris. Gadis itu menduga jika warrior di hadapannya ini sedang merencanakan sesuatu yang buruk.

Sedangkan Iris tampak tenang dengan wajah menatap datar ke cermin. Tangan wanita itu bergerak menggelung rambutnya. Dia tidak merasa takut sama sekali meskipun kedua warrior itu akan berbuat jahat.

"Siapa kalian?" bentak Ari. Gadis itu memegang pedang yang berada di pinggangnya. Untung saja dia selalu membawa pedang ini kemanapun dia pergi.

"Kau tidak perlu tahu siapa kami. Serahkan saja wanita sialan itu!" titah salah satu mereka dengan suara membentak. Iris tersenyum miring ketika mengenal suara itu.

"Aduh aduh, ada gerangan apa sehingga tetua Afen menginginkanku." ucap Iris memutar kursi yang didudukinya dengan senyum manis. Ari sontak kaget saat mengetahui salah satu hari warrior itu adalah seorang tetua. Untuk apa mereka di sini?

"Cuih! Aku datang untuk menuntut balas atas apa yang kau lakukan pada putri dan istri kami." ucap Robert membuka baju samarannya. Kedua pria itu sudah siap memegang senjata di pinggang mereka.

Keduanya sudah lama ingin membunuh Iris. Mereka tentu saja menyimpan dendam atas kematian Fiona dan Maria. Apalagi sekarang istri mereka juga dimasukkan ke penjara oleh Hansen. Itu tidak akan mungkin terjadi jika Iris tidak membunuh putri mereka.

Iris memutar bola matanya malas. Kenapa alasan itu yang selalu mereka gunakan untuk membunuhku. Sudah matipun mereka tetap menjadi duri bagi kehidupanku pikir Iris ditujukan kepada Fiona dan Maria.

Ari menggeram kesal karena tidak suka dengan tuduhan Robert. Itu bukan salah ratunya, tapi mereka malah menjadikan ratunya sebagai sasaran.

Iris merentangkan tangan kirinya menyuruh Ari mundur. Gadis itu tentu saja menolak tetapi melihat tatapan tajam ratunya. Ari dengan berat hati mundur. Dalam hati dia berdoa semoga ratunya itu baik-baik saja.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang