S2 Chapter 15: Serving Silly Games

4.2K 390 8
                                        

Tangan Iris terkepal membaca surat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Iris terkepal membaca surat itu. Hansen yang berada di sampingnya pun merasakan hal  yang sama. Berani sekali orang itu mempermainkan istrinya.

"Aku akan datang sendiri." putus Iris mengikuti perintah yang dikatakan dalam surat tersebut.

"Kau gila!" bentak Hansen marah. Bagaimana mungkin istrinya itu mengambil keputusan yang membahayakan dirinya sendiri.

Tidak masalah jika ini adalah yang sudah jelas siapa dalangnya. Tetapi saat ini mereka tidak tahu siapa yang menculik Keel. Bisa saja mereka adalah orang yang berpengaruh dan memiliki banyak anak buah. Hansen tidak ingin menganggap remeh musuh meskipun itu seorang nenek tua sekalipun.

"Aku akan baik-baik saja. Ini perkara yang mudah." ucap Iris mencoba untuk meyakinkan suaminya yang protektif itu. Wanita itu memeluk lengan Hansen berharap semoga pria itu mengizinkannya.

Mata Hansen berkilat sinis kepada Iris. "Kita tidak mengenal siapa musuh kali ini Iris. Bagaimana jika ternyata mereka adalah orang-orang yang sangat kuat. Aku tidak akan pernah membiarkanmu melakukan ini."

Lantas Iris melepaskan pelukannya dari tangan Hansen. Mata wanita itu berkilat sama sinisnya. "Lalu menurutmu aku harus membiarkan keponakanku bersama mereka. Kau sudah membacanya dengan jelas! Mereka akan membunuh Keel jika dalam satu jam tidak datang kepada mereka."

Hansen menghembuskan nafas kesal. "Aku tahu. Tapi akan sangat berbahaya jika kau pergi sendiri sayang." ucapnya dengan nada rendah. Berharap istrinya itu mau mengerti dengan kekhawatirannya.

Iris melihat ke sekitarnya. Kemudian itu beralih menatap Hansen. Tanpa komando wanita itu menarik kerah baju Hansen. Kemudian berbisik di telinga pria itu hingga siapapun tak dapat mendengarnya.

Terlihat jelas jika Hansen tidak menyukai apa yang baru saja dikatakan Iris. Tetapi pria itu tidak bisa menolak dan terpaksa menganggukkan kepalanya.

"Baiklah. Tapi kau harus berhati-hati sayang." ucap Hansen dengan sangat berat hati. Dia hanya bisa mengikuti apa yang baru saja dikatakan istri cantiknya itu.

Iris menganggukan kepalanya diiringi senyuman tipis. Kemudian melayangkan kecupan ringan di pipi Hansen. Wanita itu beranjak dari sana setelah merasa itu sudah cukup. Meninggalkan Hansen yang menatap punggung istrinya itu dengan wajah tidak rela.

************

Iris sampai di sebuah tempat yang sama persis dengan penjelasan yang ada di dalam surat. Wanita itu berjalan memasuki gedung yang nampaknya sudah tidak ditinggali lagi itu.

Ada beberapa vampir yang berjaga di dalam gedung itu. Mungkin sekitar 10 sampai 15 vampir. Iris akan mengingat di bagian mana saja para Vampir itu berjaga. Agar jika sewaktu-waktu dirinya kabur tidak berpapasan dengan mereka.

Iris bisa saja membunuh mereka dengan sangat mudah. Tapi ini bukan tentang itu ada hal lain yang lebih dikhawatirkan. Wanita itu masih tidak bisa merasakan keberadaan Keel.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang